Rafli Anggota DPR RI: Banyak PR Harus Dibenahi Sektor Pertanian di Aceh
Font: Ukuran: - +
[Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kondisi sektor pertanian dimasa pandemi virus Covid-19, khususnya dikalangan petani berjalan normal dalam rutinitasnya. Namun petani mengalami kendala modal untuk menanam.
Hal itu disampaikan anggota Komisi VI DPR Fraksi PKS Rafli Kande, menjawab Dialeksis.com, Kamis (22/102020) via selular. Menurut Rafli, petani selama ini menyimpan modalnya dari panen sebelumnya. namun karena pandemi mereka pergunakan modal itu untuk kebutuhan lainya.
Ia menerangkan kepedulian pada sektor pertanian oleh pemerintah sebenarnya sudah ada, namun masih kurang, baik sebelum pandemi maupun pada saat pandemi.
Ketika, dialeksis bertanya cara mensejahterakan petani di Aceh, Rafli selaku anggota DPR RI dari Fraksi PKS menyebutkan, usaha menyejahterakan petani Aceh dia antaranya pembangunan infastruktur pertanian. Seperti bendungan, irigasi, aliran air dan sebagainya.
Selain itu peningkatan pelatihan/pendampingan para petani, bantuan modal yang terukur dan tepat, pemetaan potensi dan komuniti industri dalam peningkatan hasil panen. Menyusuaikan kebutuhan para petani, mengontrol nilai beli menjelang masa panen. Tentunya dengan melihat kebutuhan dalam daerah dengan kebutuhan impor yang ada.
Rafli menambah terkait kurang berkembangnya sektor pertanian di Aceh disebabkan kurang pedulinya pemerintah dalam mencanangkan program prioritas. Infrastuktur yang masih belum memadai, perhatian dan pendampingan petani yang masih kurang.
"Padahal kita memiliki struktur adat yang kuat, seperti pemerintah mukim dan keujruen blang. Seharusnya fungsi pemerintahan khusus ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah dalam menangani setiap persoalan di sektor pertanian. Hal lainnya pengontrolan harga beli yang kurang, bahkan menjelang panen imporpun terjadi, ditambah harga beli pada petani kita dimainkan oleh tengkulak," paparnya [Biyu].