Sisi Lain Ketua KIP Aceh yang Baru
Font: Ukuran: - +
Reporter : Arn
Ketua KIP Aceh yang baru dikukuhkan KPU RI. Foto: Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tutur katanya asyik. Mengalir, dan kaya diksi. Intonasinya mengalirkan vibrasi positif. Tidak melengking, dan serasa ada kekuatan mantra.
“Orangnya asyik, bicaranya mengalir, dan mudah dicerna, seperti sedang membaca cerita.”
Pengakuan jujur itu disampaikan untuk Agusni AH. Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh yang baru. Sebelumnya, Ketuanya adalah Saiful.
Itu keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Nomor: 1476 Tahun 2024, tanggal 11 Oktober 2024 tentang Pemberhentian dan Penetapan Ketua serta Wakil Ketua KIP Aceh periode 2023-2028.
Agusni AH memang bukan orang baru di lembaga kepemiluan. Sebelumnya, pria kelahiran Dewantara, Aceh Utara, 17 Agustus 1973 ini juga Komisioner sebagai wakil ketua.
Jejak karjanya di lembaga yang beririsan dengan pemilihan kepala daerah ini sudah dimulai sejak 2001, berawal sebagai Tim pembentukan/pengisian Anggota DPR Kota Langsa.
Lalu, dipercaya sebagai Ketua Panwaslu Aceh Timur tahun 2004 dan Wakil Ketua Panwaslih Aceh Timur tahun 2006.
Usai menjadi Ketua KIP Kota Langsa dua periode 2008 - 2013 dan 2013 - 2018 terpilih sebagai anggota KIP Aceh juga dua periode 2018 - 2023 dan 2023 - 2028.
Jejaknya yang akrab dengan dunia politik itu nyaris menutupi sisi lain yang membuatnya mampu melewati kerasnya dunia politik.
Sisi lain itu adalah jejaknya di dunia jurnalis. Agusni AH adalah mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) perwakilan Timur, Kota Langsa dan Tamiang, juga dua periode, dari 2003 sd 2009.
Dan, sebagai wartawan sejumlah media, termasuk Harian Waspada (2008), dia adalah sosok yang akrab dengan peristiwa, sekaligus akrab dengan banyak narasumber.
Jadi wajar jika tutur katanya laksana seorang penulis sastrawi. Dan,ini karena Agusni AH memang seorang yang akrab dengan dunia kesusastraan khususnya menulis puisi, sejak usia SMP.
Puisi-puisinya ada dalam antologi “Lagu Kelu” dan antologi “Maha Duka Aceh” tahun 2005, “Merengkuh Tahun 2015” dan antologi puisi “Teja Merambat Bumi” tahun 2016.
Berikut sepotong puisinya berjudul “Surat Buat Sang Raja” yang ditulis Desember 2016.
Duhai Sang Raja, janganlah jungkhat atas kamar yang tak menguncimu.
Atas apa yang tak pernah membebanimu.
Duhai sang Raja, janganlah picing matamu.
Hingga mencoret kertas data kerja negeri ini.
Ada peringatan keras tapi dialirkan dengan cara bersahaja. Begitulah Agusni AH adanya. []