Telkom Ungkap Netflix Boros Data di Sejumlah Negara
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM| Jakarta - Telkom membeberkan beberapa bukti Netflix mendominasi akses internet di sejumlah negara. Perusahaan plat merah itu memberikan bukti bahwa Netflix boros bandwidth yang akan berujung pada penurunan kecepatan jaringan internet.
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan sejak awal Maret, Uni Eropa telah mendesak Netflix dan platform streaming lainnya seperti YouTube untuk menurunkan kualitas gambar di video streaming.
"Fenomena meningkatnya trafik layanan Netflix hingga mendominasi akses internet juga dirasakan berbagai negara. Uni Eropa mendesak Netflix dan platform streaming lainnya untuk menghentikan layanan video streaming high definition (HD)," kata Arif kepada CNNIndonesia.com, Rabu (23/9).
Permintaan oleh Uni Eropa ini untuk mencegah keruntuhan internet. Hal ini diungkap Uni Eropa menyusul peningkatan traffic internet yang melonjak di kala pandemi Covid-19.
Dengan begitu banyak negara melakukan lockdown, ratusan juta bekerja dari rumah dan juga banyak siswa yang belajar dari rumah. Hal ini berimbas pada penggunaan aplikasi telekonferensi yang melonjak tinggi dan memberikan tekanan besar pada bandwidth internet.
Arif lebih lanjut mengatakan bahkan Australia juga mendesak Netflix untuk menurunkan kapasitas streaming videonya.
Lantaran boros data, Telkom meminta Netflix segera memindahkan server yang saat ini ada di Singapura ke Indonesia. Pasalnya, saat ini pipa-pipa jaringan Telkom didominasi oleh trafik Netflix yang mengganggu kepentingan Internet publik.
Telkom juga memberikan solusi soal situasi tersebut. Netflix diminta untuk bersedia menempatkan kontennya di Indonesia melalui layanan Content Delivery Network (CDN) milik TelkomGroup yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas layanan kepada pelanggan Netflix. Sejauh ini Netflix menolak untuk membayar CDN hingga biaya peering kepada Telkom.
Di Amerika Serikat, Netflix pada 2014 membayar peering kepada seluruh perusahaan Telekomunikasi besar dan ISP (penyedia layanan internet) besar yaitu Comcast, Time Warner Cable, Verizon, dan AT&T setelah sekitar dua tahun tidak mencapai kesepakatan.
"Di Amerika Serikat, Netflix akhirnya sepakat untuk membayar biaya interkoneksi kepada perusahaan telekomunikasi Comcast agar dapat mendistribusikan layanan video streaming-nya lebih kencang dan stabil," tutur Arif.
Penggunaan data Netflix boros di Australia
Menteri Komunikasi Australia, Paul Fletcher telah meminta penyedia layanan video streaming untuk mengurangi penggunaan data yang dibutuhkan untuk mengakses video streaming.
Permintaan ini muncul karena Australia merencanakan jaringan nasional digunakan bagi orang-orang yang bekerja dari rumah.
Dilansir dari Guardian, Fletcher mengadakan pertemuan dengan operator di Australia karena semakin banyak orang yang bekerja dari rumah.
Dalam pertemuan itu, Fletcher menangkap beberapa kekhawatiran operator. Pertama adalah akan banyak orang yang melakukan streaming video dari Netflix, YouTube, hingga Disney Plus serta beban internet dari penggunaan gaming.
"NBN Co dan pelaku industri lainnya mengharapkan perubahan pola lalu lintas, dengan tingkat lalu lintas yang lebih tinggi pada siang hari dan peningkatan aktivitas di pinggiran kota dibandingkan dengan kawasan bisnis," kata Fletcher.
Setelah pertemuan, Fletcher menyurati perusahaan video streaming dan perusahaan game. Dalam surat itu, Fletcher bertanya apa yang dapat mereka lakukan untuk mengurangi beban di jaringan.
Diketahui bahwa surat itu bukan arahan resmi ke perusahaan, dan Guardian Australia memahami Netflix akan mematuhinya jika diarahkan oleh menteri.
Perusahaan setuju mengurangi bitrate untuk streaming video di seluruh Eropa dan Inggris selama 30 hari ke depan setelah berdiskusi dengan komisaris Uni Eropa Thierry Breton.
"Netflix telah memutuskan untuk mulai mengurangi bit rate di semua streaming kami di Eropa selama 30 hari," kata seorang juru bicara. (CNN)