Sabtu, 01 November 2025
Beranda / Berita / Tgk H. Akmal Abzal: Kebenaran Risalah Nabi Mulai Diabaikan

Tgk H. Akmal Abzal: Kebenaran Risalah Nabi Mulai Diabaikan

Jum`at, 31 Oktober 2025 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Pimpinan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Anshar Lambaro, Tgk H. Akmal Abzal, S.H.I., M.H. Foto: doc Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pimpinan Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Al Anshar Lambaro, Tgk H. Akmal Abzal, S.H.I., M.H., menilai bahwa kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW kian terpinggirkan di tengah kehidupan umat Islam saat ini. Menurutnya, risalah yang seharusnya menjadi pedoman hidup mulai tergeser oleh kepentingan duniawi dan pengaruh modernitas.

“Kebenaran adalah cahaya yang bersumber dari Allah SWT. Namun kini, risalah Nabi yang membawa kebenaran itu justru mulai diabaikan oleh umat,” ujar Tgk Akmal Abzal dalam keterangannya diterima Dialeksis, Jumat (31/10/2025).

Ia mengutip firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 147:

“Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka janganlah engkau termasuk orang yang ragu.”

Menurutnya, risalah Nabi mencakup tiga dimensi penting: iman, Islam, dan ihsan. Melalui iman, Rasulullah SAW mengajak manusia kepada tauhid dan membebaskan akal dari kepercayaan khurafat. Melalui Islam, beliau menegakkan syariat sebagai sistem kehidupan yang komprehensif. Sementara melalui ihsan, beliau menanamkan nilai-nilai akhlak dan kasih sayang antarsesama.

“Islam bukan sekadar slogan atau simbol. Risalah Nabi menuntun manusia agar jujur, adil, dan berakhlak. Tapi sekarang, banyak yang hanya berhenti pada ucapan, bukan pengamalan,” ucapnya.

Tgk Akmal menyoroti bahwa salah satu tanda diabaikannya risalah Nabi terlihat dari lunturnya nilai shidqul ḥadīṡ atau kejujuran dalam perkataan. Ia menyebut, masyarakat kini lebih akrab dengan kebohongan dan berita palsu (hoaks) demi kepentingan pribadi dan kelompok.

“Hoaks dan fakta kini sulit dibedakan, karena kebohongan lebih dominan daripada kebenaran,” katanya. Ia mengingatkan sabda Rasulullah SAW dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”

Selain itu, ia juga menilai kejujuran dalam muamalah (shidqul mu‘āmalah) kian memudar. Dalam dunia bisnis dan birokrasi, praktik manipulasi, tipu daya, dan sistem kapitalistik semakin marak. “Padahal, Nabi mengajarkan bahwa setiap transaksi harus dilandasi kejujuran dan keadilan,” ujarnya.

Menurut Tgk Akmal, umat Islam kini juga mulai kehilangan shidqul ‘azam, yakni keteguhan niat dan keyakinan. Banyak orang lebih percaya pada kekuatan duniawi daripada janji Allah.

“Kita hidup di masa ketika yang batil tampak benar, dan yang benar justru dianggap batil,” ucapnya. Ia mengutip hadis Nabi SAW:

“Akan datang suatu masa, orang yang memegang agama seperti memegang bara api.” (HR. Tirmidzi)

Fenomena ini, kata Tgk Akmal, bukan karena umat tidak mengetahui risalah Nabi, melainkan karena tidak lagi mengamalkannya. “Al-Qur’an hanya dibaca dan diperlombakan, bukan dihayati. Sunnah Rasul dipelajari, tapi tidak diteladani. Banyak yang lebih bangga mengikuti tren daripada menegakkan kebenaran,” ujarnya.

Ia kemudian mengutip firman Allah dalam QS. Al-Isra’ ayat 81:

“Telah datang kebenaran dan lenyaplah kebatilan. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.”

Tgk Akmal mengajak umat Islam untuk kembali menyalakan cahaya risalah Nabi dalam kehidupan sehari-hari ” dalam ucapan, tindakan, dan niat.

“Beranilah berkata benar di tengah kebohongan, berlaku adil di tengah kezaliman, dan jaga amanah di tengah pengkhianatan,” tegasnya.

Ia menutup pesannya dengan optimisme bahwa risalah Nabi tidak akan pernah padam selama umat tetap berpegang teguh kepada Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW.

“Selama umat Islam masih bertuhan kepada Allah dan berpegang pada sunnah Rasulullah, maka cahaya risalah itu tak akan padam, meski dunia berusaha memadamkannya,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI