Beranda / Berita / Tutup Debat Pilgub Aceh, Mualem: Bagaimana Memimpin Negeri, Jika Kita Tidak Bisa Mengaji

Tutup Debat Pilgub Aceh, Mualem: Bagaimana Memimpin Negeri, Jika Kita Tidak Bisa Mengaji

Sabtu, 26 Oktober 2024 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) memberikan closing statement dalam debat perdana yang digelar oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh pada Jumat malam, 25 Oktober 2024. Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Suasana memanas namun tetap berbalut antusiasme mengiringi debat perdana pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Aceh yang digelar oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh pada Jumat malam, 25 Oktober 2024. 

Bertempat di Hotel Amel Convention Hall Blang Oi, Banda Aceh, acara ini disiarkan langsung oleh KompasTV dan dihadiri oleh ratusan pendukung kedua pasang calon. 

Dalam momentum bersejarah ini, setiap kandidat memanfaatkan panggung debat untuk menyampaikan visi, misi, dan harapan mereka untuk masa depan Aceh. 

Sesi closing statement menjadi salah satu momen paling dinanti. Muzakir Manaf, atau yang lebih akrab disapa dengan panggilan "Mualem", yang merupakan calon gubernur nomor urut dua, menutup pernyataannya dengan cara yang menarik perhatian dan menyentuh hati para pendukungnya. 

Di tengah-tengah suasana yang sudah penuh semangat, Mualem memilih mengakhiri pernyataannya dengan pantun yang sarat akan pesan religius dan nilai-nilai moral.

Dengan tenang, Mualem mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para hadirin serta pemirsa yang menyaksikan debat dari rumah. 

Sebelum mengucapkan pantunnya, ia terlebih dahulu menyampaikan, “Saya hanya menutup segmen ini hanya dengan sebuah pantun.” 

Lalu, ia membacakan pantun tersebut dengan nada yang lantang dan penuh keyakinan:

Hendak kemana, kita pergi,

Bawalah agama selalu di hati,

Bagaimana memimpin negeri,

Jika kita tidak bisa mengaji.


Kata-kata ini sontak disambut dengan riuh tepuk tangan dan takbir dari para pendukungnya. 

Sorak-sorai membahana di seluruh ruangan, menciptakan suasana haru dan kebanggaan, seolah meresapi pesan kuat yang disampaikan oleh pantun tersebut. 

Pantun yang dibawakan Mualem ini menjadi sorotan karena tak hanya menghadirkan sentuhan budaya lokal, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya nilai-nilai agama sebagai landasan dalam memimpin.

Tidak hanya Mualem, calon wakil gubernurnya,Fadhlullah alias Dek Fadh, juga menyampaikan pesan yang tak kalah mendalam. 

Mengutip pesan dari Umar bin Khattab, Dek Fadh mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk memahami agama dengan baik sebelum mengambil peran dalam memimpin. Ucapannya menggema:

"Masyarakat Aceh yang kami cintai, Umar bin Khattab berpesan, 'Tafaqqahu qabla an tusawwadu' (belajarlah agama sebelum menjadi pemimpin di negeri Islam). Akhirul kalam, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kepada seluruh masyarakat Aceh, kami mengajak semuanya mari bersama-sama kita wujudkan Aceh sebagai negeri 'baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur'," tutupnya.

Debat ini diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu Bustami Hamzah dan M Fadhil Rahmi (Syech Fadhil) sebagai pasangan nomor urut satu, serta Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) sebagai pasangan nomor urut dua. 

Kedua pasangan tersebut telah memaparkan rencana dan prioritas mereka, dengan fokus pada kesejahteraan rakyat Aceh dan peningkatan kualitas kehidupan berbasis agama dan budaya lokal.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda