DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sektor pariwisata Aceh menunjukkan geliat positif pada pertengahan tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Aceh pada Juli 2025 mencapai 4.114 kunjungan, meningkat 13,74 persen dibandingkan Juni 2025 (3.617 kunjungan). Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lonjakan ini bahkan lebih signifikan, yakni 74,17 persen.
Ketua Tim Humas BPS Aceh, Dina Nirmala Sari, menyebutkan bahwa sebagian besar kunjungan tersebut masuk melalui dua pintu utama, yaitu Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) di Aceh Besar dan Pelabuhan Internasional Balohan di Sabang.
“Peningkatan ini menunjukkan adanya tren positif sektor pariwisata Aceh, meskipun jumlahnya masih perlu terus ditingkatkan agar memberi dampak lebih luas pada perekonomian daerah,” ujar Dinas Nirmala Sari dalam keterangan resmi BPS yang dilansir media dialeksis.com, Rabu (3/9/2025).
Jika ditotal, kunjungan wisman ke Aceh sejak Januari hingga Juli 2025 mencapai 23.883 orang. Angka ini tersebar dengan variasi bulanan, mulai dari Januari sebanyak 3.892 kunjungan, Februari 3.845, Maret 2.192, April 2.204, Mei 4.019, Juni 3.617, hingga Juli melonjak ke 4.114 kunjungan.
Menurut Dina, capaian ini menjadi modal penting untuk menumbuhkan optimisme pelaku wisata dan pemerintah daerah.
“Kita melihat ada potensi besar, apalagi Aceh memiliki keunggulan wisata alam, bahari, budaya, hingga religi yang bisa menarik pasar internasional,” jelasnya.
Selain data kunjungan wisman, BPS juga merilis indikator lain berupa Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel. Untuk hotel berbintang, TPK pada Juli 2025 tercatat sebesar 29,41 persen. Angka ini naik 4,95 persen poin dibandingkan Juni 2025, namun masih turun 15,39 persen poin dibandingkan Juli 2024.
Sementara itu, TPK hotel non-bintang pada Juli 2025 justru menurun menjadi 18,73 persen, turun 0,91 persen poin dibandingkan bulan sebelumnya, dan lebih rendah 2,99 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Fluktuasi tingkat penghunian kamar menunjukkan dinamika kebutuhan wisatawan. Naiknya kunjungan wisman belum sepenuhnya berbanding lurus dengan peningkatan hunian hotel, sehingga perlu dukungan dari berbagai sektor untuk memperkuat daya tarik dan lama tinggal wisatawan di Aceh,” tambah Dina Nirmala Sari.
BPS menilai, pergerakan angka-angka tersebut menjadi tolok ukur penting bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata. Data ini diharapkan dapat membantu dalam merumuskan strategi pengembangan sektor wisata ke depan, baik melalui promosi, perbaikan infrastruktur, maupun peningkatan kualitas layanan.
“Data statistik ini bukan sekadar angka, tapi menjadi cermin bagi semua pihak untuk melihat di mana posisi kita sekarang, dan bagaimana langkah yang harus diambil agar sektor pariwisata Aceh semakin maju,” tutup Dina Nirmala Sari.[nh]