kip lhok
Beranda / Data / Fenomena Gerhana Matahari Cincin Memukau Pulau Paskah dan Amerika Selatan

Fenomena Gerhana Matahari Cincin Memukau Pulau Paskah dan Amerika Selatan

Sabtu, 05 Oktober 2024 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi Gerhana matahari cincin yang langka terlihat di langit Pulau Paskah serta wilayah selatan Chili dan Argentina. Foto: Net


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Gerhana matahari cincin yang langka terlihat di langit Pulau Paskah serta wilayah selatan Chili dan Argentina pada Rabu sore. Selama beberapa menit, fenomena alam ini memukau warga dan wisatawan, di mana bulan menutupi sebagian besar permukaan matahari, menyisakan pemandangan mengagumkan berupa cincin api di langit.

"Cincin api adalah pengalaman sekali seumur hidup," ungkap Rocio Garcia, seorang turis di Pulau Paskah, kepada Reuters. 

Gerhana cincin terjadi ketika bulan berada terlalu jauh dari Bumi untuk menutupi matahari secara penuh, menciptakan efek siluet gelap yang dikelilingi oleh cahaya terang—dikenal sebagai antumbra atau cincin api.

Saat fenomena itu terjadi, warga Pulau Paskah berkumpul di luar rumah, menyaksikan peristiwa langka ini sambil bernyanyi, bermain musik, dan mengenakan kacamata khusus. 

"Saya sangat bersemangat ketika semua orang bersorak. Energi mereka membuatnya lebih seru," kata Alejandra Astudillo, seorang penduduk setempat.

Gerhana cincin ini teramati oleh sekitar 175.000 orang yang tinggal di jalur anularitas, termasuk kawasan terpencil dan para turis yang sengaja datang untuk menyaksikan fenomena ini. 

"Fenomena luar biasa seperti ini sangat jarang terlihat," kata Esteban Sanchez, warga Las Horquetas, Argentina. "Ini pertama kalinya saya melihat gerhana dan rasanya luar biasa."

Selain wilayah Amerika Selatan, sebagian kecil Antartika dan Hawaii juga dapat menyaksikan gerhana sebagian, sebagaimana dipetakan oleh NASA.

Sementara itu, badai matahari diprediksi akan menyusul. Pada awal Oktober, Matahari melepaskan suar kuat yang berpotensi menciptakan pertunjukan aurora di akhir pekan ini. Berdasarkan laporan dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, badai geomagnetik ini dipicu oleh pelepasan massa koronal yang diukur pada intensitas X7.1, salah satu yang terkuat dalam siklus matahari saat ini.

Para ilmuwan mencatat, meskipun tidak ada ancaman langsung bagi Bumi, suar matahari ini bisa menyebabkan gangguan sementara pada komunikasi radio, sistem navigasi, jaringan listrik, dan satelit. Namun, pertunjukan aurora yang diprediksi bakal terlihat selama beberapa hari mendatang menjadi hal yang dinanti.

Badai matahari ini bahkan disamakan dengan badai besar yang terjadi pada Halloween 2003, yang menjadi salah satu badai geomagnetik terkuat dalam 70 tahun terakhir.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda