3.000 Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Yangon - Serangan udara tentara Myanmar di Karen memaksa 3.000 orang melarikan diri ke Thailand, Minggu (28/3). Serangan udara terjadi setelah kelompok milisi yang mengendalikan negara bagian tenggara mengutuk kudeta 1 Februari dan mengumumkan dukungan untuk perlawanan publik.
“Sekitar 3.000 orang dari negara bagian Karen tenggara Myanmar telah melarikan diri ke negara tetangga Thailand setelah serangan udara oleh tentara di daerah yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata,” menurut para aktivis dan laporan media lokal.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, pada Minggu (28/3), Organisasi Wanita Karen menyatakan militer melancarkan serangan udara di lima wilayah di distrik Mutraw dekat perbatasan, termasuk kamp pengungsian.
"Saat ini, penduduk desa bersembunyi di hutan karena lebih dari 3.000 orang menyeberang ke Thailand untuk berlindung," kata pernyataan dari kelompok itu.
"Kami menuntut tanggapan internasional atas kekejaman yang terjadi untuk mengirimkan pesan bahwa militer tidak dapat lagi bertindak dengan impunitas," tambahnya.
Thai PBS juga melaporkan sekitar 3.000 orang telah mencapai Thailand.
Belum ada komentar langsung dari otoritas Thailand.
Serangan udara ini adalah serangan paling signifikan selama bertahun-tahun di wilayah yang dikuasai oleh Persatuan Nasional Karen (KNU).
Kelompok bersenjata itu menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 2015 tetapi ketegangan meningkat setelah militer menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari.
KNU dan Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan, yang juga berbasis di perbatasan Thailand, mengutuk pengambilalihan militer dan mengumumkan dukungan mereka untuk perlawanan publik.[Beritasatu.com]