DIALEKSIS.COM | Palestina - Setidaknya 57 warga Palestina mati kelaparan di Gaza saat blokade Israel yang keras terhadap makanan, air, dan bantuan penting lainnya ke daerah kantong yang terkepung itu memasuki bulan ketiga di tengah pemboman yang tiada henti.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan pada hari Sabtu (3/5/2025) bahwa sebagian besar korban adalah anak-anak, serta orang sakit dan lanjut usia, mengutuk "penggunaan makanan yang terus-menerus oleh pendudukan Israel sebagai senjata perang" dan mendesak masyarakat internasional untuk memberikan tekanan pada Israel agar membuka kembali perbatasan dan mengizinkan masuknya bantuan.
Gaza telah berada di bawah blokade total Israel sejak 2 Maret, video yang diperoleh Al Jazeera Arabic menunjukkan sejumlah besar truk yang membawa pasokan vital menumpuk di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza pada hari Sabtu, antrean memanjang ke selatan melewati kota Arish, yang terletak sekitar 45 kilometer (28 mil) dari perbatasan Rafah.
Suhaib al-Hams, direktur Rumah Sakit Kuwait di Rafah, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa layanan medis mengalami "kekurangan akut pada lebih dari 75 persen obat-obatan esensial", dengan persediaan yang tersisa hanya sekitar seminggu.
Ia memperingatkan bahwa sebagian besar layanan medis di daerah kantong itu akan berhenti tanpa "intervensi segera" untuk membuka kembali perbatasan dan memungkinkan masuknya bantuan medis dan kemanusiaan. Ia menambahkan bahwa pasien, yang "meninggal perlahan setiap hari tanpa perawatan", perlu dievakuasi segera.
Blokade yang terus berlanjut ini merupakan penutupan terlama yang pernah dihadapi Jalur Gaza, dan terjadi saat pasukan Israel terus membombardir wilayah tersebut, menewaskan sedikitnya 70 warga Palestina dan melukai 275 lainnya selama dua hari mulai Kamis hingga Sabtu pagi, menurut Kementerian Kesehatan.
Pada hari Sabtu, dua wanita tewas dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di kota al-Fakhari dekat kota selatan Gaza, Khan Younis, menurut laporan dari Al Jazeera Arabic.
Secara terpisah, seorang nelayan tewas dan seorang lainnya terluka oleh serangan angkatan laut Israel di lepas pantai Kota Gaza.
Kemudian pada hari itu, dua warga Palestina tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di daerah al-Mawasi di selatan Gaza, yang dulunya merupakan "zona aman" yang ditetapkan Israel.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 52.495 orang dan melukai 118.366 orang sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan. Ribuan orang lainnya yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.[Aljazeera]