Presiden Donald Trump tutup lembaga USAID. Foto: Tangkapan layar YouTube White House

DIALEKSIS.COM | Amerika - United States Agency for International Development (USAID) kembali mencuri perhatian dunia setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana penutupan badan tersebut sebagai bagian dari pemangkasan bantuan luar negeri Amerika Serikat. 

Badan yang selama ini menyalurkan miliaran dolar untuk berbagai proyek di seluruh dunia ini telah mendukung inisiatif di bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, demokrasi, bantuan kemanusiaan, dan pengentasan kemiskinan.

Sebelum rencana penutupan ini terealisasi, USAID telah mengalirkan bantuan kepada 130 negara, terutama negara-negara yang rentan terdampak konflik. Berikut adalah tujuh negara penerima bantuan terbesar dari USAID:

1. Ukraina

Pada tahun 2023, USAID mencairkan dana senilai US$72 miliar, dengan sekitar US$16 miliar di antaranya dialokasikan untuk Ukraina. Bantuan ini semakin gencar sejak invasi Rusia pada tahun 2022, guna mendukung negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky dalam menghadapi krisis yang terus berlanjut.

2. Ethiopia

Ethiopia menerima bantuan sebesar US$1,7 miliar. Negara ini telah mengalami kekacauan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penerapan darurat nasional pada 2021 usai upaya kudeta oleh kelompok pemberontak. Konflik yang berkepanjangan menyebabkan 400 orang terjerumus dalam kelaparan, ribuan warga sipil tewas, serta 2,5 juta warga mengungsi.

3. Afghanistan

Dengan situasi yang memprihatinkan pasca kudeta Taliban pada Agustus 2021, Afghanistan menerima bantuan sebesar US$1 miliar pada 2023. Di bawah kekuasaan Taliban, yang menerapkan pembatasan signifikan terhadap perempuan dalam pendidikan, pekerjaan, dan mobilitas, bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak.

4. Somalia

Jumlah bantuan yang diberikan kepada Somalia juga mencapai US$1 miliar. Konflik yang kian meningkat di beberapa wilayah negara ini telah menelan ratusan korban serta memaksa hampir 650 ribu warga mengungsi. Laporan Human Rights Watch mengungkapkan bahwa sekitar 4,3 juta orang di Somalia sangat membutuhkan bantuan pangan.

5. Yordania

Di Yordania, USAID mengalirkan bantuan sebesar US$1 miliar. Di sana, badan tersebut bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mengembangkan sektor ekonomi, memastikan keamanan pasokan air, serta meningkatkan mutu pendidikan.

6. Kongo

Kongo menerima bantuan sebesar US$740 juta. Konflik berkepanjangan antara kelompok pemberontak dan militer yang berebut sumber daya mineral telah lama mengganggu stabilitas negara ini, sehingga bantuan dari USAID menjadi salah satu upaya meredam dampak kekerasan yang terjadi.

7. Suriah

Di tengah pemerintahan otoriter Bashar al-Assad, Suriah menerima bantuan senilai US$740 juta. Di bawah rezim yang telah memperburuk kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat, USAID berupaya menyediakan bantuan kemanusiaan, mendukung pemulihan ekonomi, memperbaiki akses terhadap layanan esensial, dan meningkatkan sanitasi. Bantuan ini juga ditujukan untuk membantu warga yang terdampak konflik dan upaya pemberantasan ISIS.

Meski rencana penutupan USAID menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional, peran badan ini selama ini dalam menyokong negara-negara yang sedang mengalami krisis menunjukkan betapa pentingnya dukungan bantuan luar negeri dalam menjaga stabilitas dan pembangunan global. Keputusan tersebut membuka perdebatan mengenai arah kebijakan bantuan luar negeri Amerika Serikat ke depan dan implikasinya terhadap kesejahteraan masyarakat di berbagai belahan dunia.