Afghanistan Mulai Hadapi Krisis Pangan
Font: Ukuran: - +
Sebuah laporan Program Pangan Dunia awal September 2021 menyebutkan situasi di Afghanistan buruk dan 14 juta orang di negara itu terancam krisis pangan yang parah. [Foto: India.com]
DIALEKSIS.COM | Kabul - Afghanistan kini menghadapi kelangkaan pangan yang akut seiring terjadinya musim kering, perebakan Covid-19 dan sanksi ekonomi secara bersamaan. Berbagai faktor itu memaksa negara yang dipimpin Taliban itu bergantung pada impor.
Walaupun negara agraris, Afghanistan tidak pernah mampu menghasilkan cukup makanan bagi rakyatnya. Kurangnya curah hujan tahun ini telah memperburuk ketahanan pangan di negara itu, memaksanya sangat bergantung pada impor.
“Gandum dan beras diimpor dari negara tetangga seperti Tajikistan, Uzbekistan, Kirgistan, Kazakhstan dan Pakistan. Kami membutuhkan komoditas itu karena Afghanistan belum swasembada," kata Penjabat Menteri Pertanian Afghanistan Abdul Rahman Rashed, dilansir dari VoA Indonesia, Senin (25/10/2021).
Para petani mengatakan musim kering tahun ini lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya, dan sumur-sumur air yang biasa mereka gunakan untuk mengairi lahan pertanian kini semuanya mengering.
“Lima tahun lalu situasinya bagus karena air mengalir ke bawah gunung. Kini mata air dan sumur sudah mengering," ujar Qari Nasratullah, salah seorang petani.
Pandemi juga memperburuk keadaan karena mengganggu arus barang ke Afghanistan dan membuat orang tidak dapat bekerja.
“Produk dalam negeri tidak lagi mencukupi, dan karena komoditasnya merupakan hasil impor, harganya menjadi tinggi,” ujar Abdul Maroof, seorang penjaga toko.
Abdul Rahman Rashed juga mengatakan alasan lain dari krisis pangan karena terhambatnya bantuan internasional dan pembekuan aset Afghanistan oleh negara lain. [VoA Ind]