Akhir Cerita Tragedi Gua Thailand, Semua Berhasil Keluar Dengan Selamat
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM I Chiang Rai - Proses evakuasi dramatis yang menyita perhatian dunia terhadap 12 pemain sepak bola anak-anak Thailand yang terjebak di gua Tham Luang, Provinsi Chiang Rai selama 18 hari, akhirnya berakhir kemarin. Seluruh pemain beserta satu orang pelatih dari tim yang berjuluk Wild Boars (Babi Hutan) berhasil dikeluarkan dengan selamat. Dan di hari terakhir evakuasi kemarin, tim penyelamat berhasil mengeluarkan empat anak dan satu pelatih.
Keberhasilan upaya penyelamatan ini mendapat pujian dari berbagai pihak, baik dari internal Thailand maupun dunia internasional. Angkatan Laut (AL) Thailand yang menjadi tim utama penyelamatan menyatakan kesuksesan ini mengakhiri misi paling mendebarkan di dunia. "Kami tidak yakin apakah ini keajaiban, sains atau apa, mereka berhasil dikeluarkan dari gua dengan selamat" pernyataan dari Angkatan Laut Thailand.
Anak-anak yang terjebak di dalam gua berusia antara 11 dan 16 tahun, sedang pelatih mereka berusia 25 tahun. Mereka telah terjebak di dalam gua sejak 23 Juni lalu. Mereka terjebak saat melakukan penyusuran gua setelah latihan sepakbola.
Namun hujan deras yang tiba-tiba terjadi membuat mereka terjebak banjir di dalam gua. Jalur satu-satunya bagi mereka untuk keluar pun tertutup banjir. Mereka lantas terjebak dan baru bisa ditemukan oleh tim penyelam asal Inggris 9 hari kemudian atau Senin (2/7) lalu.
Dua penyelam tersebut menemukan 13 orang itu kelaparan dan meringkuk di kegelapan gua di pinggiran berlumpur di ruangan gua yang sebagian tergenang banjir. Lokasi itu jaraknya sekitar 4 km kilometer dari mulut gua.
Proses penyelamatan itu sangat berisiko, bahkan menewaskan satu orang penyelam mantan angkatan laut yang bernama Saman Gunan (38) pada Jumat (6/7) lalu. Saman tewas saat misi penyuplaian ulang oksigen di dalam gua untuk mendukung proses penyelamatan. Saat itu, dia sendiri tidak membawa bekal oksigen yang cukup saat proses keluar dari gua.
Setelah meninjau berbagai cara untuk mengeluarkan seluruh korban, operasi penyelamatan pun mulai digelar pada Minggu (8/7). Operasi berjalan baik dengan berhasil mengevakuasi terhadap empat anak perharinya. Setiap satu anak didampingi dua penyelam yang mengawal di depan dan belakang. Kemudian, empat anak lainnya menyusul diselamatkan pada Senin (9/7) lalu. Dan kemarin, empat anak lainnya beserta pelatih juga berhasil dikeluarkan dari gua sehingga penyelamatan tuntas.
Kegembiraan pun meluap dengan keluarnya seluruh anak dan pelatih sepakbola itu dari gua. Lima orang terakhir dibawa keluar dari gua dengan tandu. Satu per satu dari mereka kemudian dibawa menuju helikopter yang menerbangkan mereka ke rumah sakit. "Tiga anggota Angkatan Laut dan seorang dokter militer yang menemani anak-anak itu sejak mereka ditemukan, menjadi orang terakhir yang keluar dari gua," papar pernyataan tim penyelamat.
Delapan anak yang dibawa keluar pada Minggu (8/7) dan Senin (9/7) dikabarkan dalam kondisi kesehatan yang baik. Bahkan, diantara mereka meminta roti cokelat untuk sarapan. Dua anak diduga mengalami infeksi paru-paru tapi empat anak lainnya sudah berjalan-jalan mengitari rumah sakit.
Sejak awal identitas anak yang telah diselamatkan terlebih dulu tidak diinformasikan ke publik untuk menjaga perasaan keluarga yang anaknya belum dikeluarkan dari gua. Keluarga anak-anak itu juga tidak mendapat informasi apakah anak mereka sudah dibawa keluar atau belum. Pihak keluarga juga belum diizinkan bertemu anak-anak itu hingga pemeriksaan kesehatan menyatakan mereka dalam kondisi baik.
Sejumlah relawan yang terlibat dalam penyelamatan itu ada yang berasal dari Australia dan Amerika Serikat (AS). Personel militer AS juga membantu penyelamatan itu. Presiden AS Donald Trump memuji keberhasilan penyelamatan itu.
Lewat media sosial Tweeter ia memberikan selamat "Atas nama Amerika Serikat, selamat pada Angkatan Laut Thailand dan semua atas kesuksesan penyelamatan terhadap 12 bocah dan pelatih mereka dari gua di Thailand," kicau Trump. "Momen indah. Semua bebas, kerja hebat!" tweet Trump lagi.
Sementara, Chief Executive Officer (CEO) SpaceX dan Tesla, Elon Musk meninggalkan kapal selam mini di lokasi penyelamatan gua Thailand. Meski diberi tahu oleh kepala operasi penyelamatan bahwa kapal selam itu tidak praktis untuk misi penyelamatan, Musk menyatakan dia meninggalkan kapal selam itu untuk berjaga-jaga jika mungkin berguna di masa depan.
Juru bicara Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan menyatakan pemerintah sangat mengapresiasi upaya Musk dan sangat tersentuh dengan kesediaan Musk secara pribadi terbang ke Provinsi Chiang Rai untuk menawarkan bantuan, khususnya dengan solusi miliknya.
Dan erespon pernyataan pemerintah Thailand, Musk membalas lewat tweet, "Saya bahagia membantu jika ada cara untuk melakukannya". (Sindonews)