Iran melancarkan serangan rudal dan drone. Foto: Reuters/Amir Cohen

DIALEKSIS.COM | Tehran - Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat seiring dengan peringatan keras Iran kepada Israel terkait kemungkinan serangan terhadap Lebanon. Melalui pernyataan perwakilan Iran di PBB, Teheran menegaskan bahwa "Front Perlawanan" - aliansi regional yang dipimpin Iran - siap menghadapi Israel jika agresi terhadap Lebanon terjadi.

Pernyataan ini muncul di tengah eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah di perbatasan Lebanon, yang telah berlangsung sejak pecahnya perang di Gaza. Militer Israel telah mengindikasikan kesiapan rencana serangan ke Lebanon, sementara Hizbullah membalas dengan ancaman konflik besar-besaran.

"Kami memandang retorika Israel tentang serangan ke Lebanon sebagai perang psikologis," tulis perwakilan Iran di PBB melalui platform X. "Namun, jika agresi militer skala penuh dimulai, konsekuensinya akan menghancurkan. Semua opsi, termasuk keterlibatan penuh Front Perlawanan, sedang dipertimbangkan."

Situasi semakin memanas setelah serangan udara di Damaskus pada April lalu yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran. Iran membalas dengan serangan drone dan rudal terhadap Israel, yang kemudian diikuti oleh ledakan misterius di provinsi Isfahan, Iran.

Meskipun media AS melaporkan serangan balasan Israel, Teheran berusaha meminimalkan dampak insiden tersebut. Ketegangan ini menambah kekhawatiran akan pecahnya konflik regional yang lebih luas, melibatkan berbagai kekuatan di Timur Tengah.

Sementara itu, hubungan Iran-Israel tetap tegang sejak Revolusi Iran 1979. Perkembangan terbaru ini menunjukkan potensi perluasan konflik yang dapat mengubah lanskap geopolitik kawasan secara signifikan.