Asisten senior Menlu Iran: Penggunaan Senjata Kimia di Suriah Adegan Memperalat Terorisme
Font: Ukuran: - +
Asisten Menlu Iran Hossein Jaberi Ansari (kanan) Foto: parstoday
DIALEKSIS,COM, Taheran – Asisten senior menteri luar negeri (Menlu) Republik Islam Iran untuk urusan politik menilai desain penggunaan senjata kimia di Suriah sebagai adegan sejumlah kekuatan untuk melanjutkan kebijakan memperalat terorisme demi kepentingannya.
Hossein Jaberi Ansari mengungkapkan hal itu pasca pertemuannya dengan Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Urusan Suriah Alexander Lavrentiev di Tehran, ibukota Iran, Selasa (10/4/2018) sore.
Iran, tegasnya, tidak menerima penggunaan masalah senjata kimia sebagai sarana dan jika ada klaim tentang penggunaan senjata kimia, maka Iran menuntut tindakan hukum terhadap masalah ini,
"Suriah sedang mengalami perkembangan baru dan perkembangan terbaru itu adalah ancaman Amerika Serikat dan sejumlah negara lain untuk mengambil tindakan anti-Suriah dengan klaim penggunaan senjata kimia di Duma," ujarnya.
Jaberi Ansari menjelaskan, posisi Iran sebagai korban terbesar senjata kimia selalu transparan dan pemerintah Tehran menentang penggunaan senjata pemusnah massal itu dari pihak manapun.
"Republik Islam berada di barisan pertama penentang penggunaan senjata kimia di setiap perang. Hal ini disebabkan dimensi luas, kejahatan dan cedera permanen yang disebabkan oleh senjata kimia terhadap manusia," pungkasnya.
Sebelumnya, kementerian luar negeri Rusia mengumumkan bahwa klaim tentang serangan kimia di Duma Suriah pada Sabtu malam lalu ditindaklanjuti dengan tujuan untuk menutupi kejahatan para teroris dan menjustifikasi tindakan militer asing di Suria
Sementara, Kementerian luar energi Suriah secara resmi mengundang Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk melakukan penyelidikan independen mengenai klaim penggunaan senjata kimia di kota Douma.
Kantor berita Suriah, SANA melaporkan, pemerintah mengundang Organisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk mengirimkan tim investigasi independen ke kota Douma demi membuktikan tudingan Barat bahwa pemerintah Suriah yang melakukannya.
"Damaskus kembali menyampaikan kecaman terhadap penggunaan senjata kimia oleh pihak manapun, dan siap bekerja sama penuh dengan organisasi pelarangan senjata kimia untuk membuktikan validitas klaim Barat," ujar seorang pejabat kemlu Suriah.
Serangan senjata kimia di Douma
Pada hari Sabtu (7/4) terjadi serangan kimia yang menewaskan dan melukai puluhan orang. Laporan awal mencatat 75 orang tewas, dan sedikitnya 100 orang cedera akibat serangan kimia oleh teroris di Suriah.(*)