Bank Sentral Inggris Peringatkan Investor Tentang Kripto
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Bank Sentral Inggris memperingatkan investor yang berinvestasi pada criptocurrency harus bersiap untuk kehilangan semua uang mereka. Bank of England menganggap mata uang kripto tidak memiliki nilai intrinsik. Mata uang digital seperti bitcoin, eter, dan bahkan dogecoin memiliki volatilitas yang sangat tinggi pada tahun ini. Ini mengingatkan beberapa investor tentang gelembung kripto pada 2017 saat bitcoin meledak menuju US$ 20 ribu, tetapi jatuh ke US$ 3.122 setahun kemudian.
"Bukan berarti orang tidak menghargai mereka karena mereka bisa memiliki nilai ekstrinsik, tetapi kripto tidak memiliki nilai intrinsik," ujar Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey saat ditanya tentang kenaikan nilai cryptocurrency pada Kamis (7/5), seperti dikutip dari CNBC. Ia mengatakan, investor sebaiknya membeli mata uang kripto jika memang siap kehilangan semua uangnya. Komentar Bailey menggemakan peringatan serupa dari Otoritas Layanan Keuangan Inggris.
"Berinvestasi dalam aset kripto, atau investasi dan pinjaman yang terkait dengannya, umumnya melibatkan pengambilan risiko yang sangat tinggi dengan uang investor," kata pengawas layanan keuangan pada Januari.
Bailey, yang sebelumnya adalah kepala eksekutif Financial Conduct Authority (FCA), badan regulasi keuangan Inggris, telah lama skeptis terhadap mata uang kripto. Ia telah memperingatkan kepada investor Bitcoin untuk bersiap kehilangan uang sejak 2017. Bank Sentral Inggris pada akhir bulan lalu mengumumkan pembentuan gugus tugas untuk mengeksplorasi kemungkinan penerbitan mata uang digital bank sentral. Meski belum ada keputusan yang diambil, mata uang digital yang akan dikeluarkan untuk rumah tangga dan bisnis ini akan beriringan, bukan menggantikan uang tunai. Bank sentral di berbagai belahan dunia, tengah menkaji rencana penerbitan mata uang digital sebagai tanggapan atas berkembangnya mata uang kripto. Survei terakhir dari Bank of International Settlement, lebih dari 80% bank sentral kini tengah bekerja untuk menerbitkan mata uang digital, termasuk Bank Indonesia.
Puncak perhatian terbesar global terhadap mata uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC), meningkat ketika bank sentral Tiongkok mempercepat inisiatif digital currency electronic payment pada 2019. Tiongkok kini tengah menguji coba penggunaan mata uang digital di sejumlah kota besar. Sementara itu, baru terdapat dua bank sentral yang telah melakukan implementasi CBDC secara penuh yakni Bahama dan Kamboja.
Popularitas yang semakin meningkat membuat jenis mata uang kripto yang diperdagangkan semakin beragam. Berdasarkan data Statista, terdapat 4.501 jenis hingga Februari 2021. Jumlah ini melonjak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.[Katadata]