Minggu, 20 April 2025
Beranda / Berita / Dunia / Bentrokan Mematikan Peternak dan Petani di Nigeria Tewaskan Sedikitnya 17 Orang

Bentrokan Mematikan Peternak dan Petani di Nigeria Tewaskan Sedikitnya 17 Orang

Sabtu, 19 April 2025 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Para pengamat mengatakan kelangkaan lahan dan perubahan iklim telah menyebabkan meningkatnya ketegangan dan kekerasan antara para penggembala sapi nomaden dan petani, yang berasal dari kelompok etnoreligius yang berbeda [Foto: Luis Tato/AFP]


DIALEKSIS.COM | Nigeria - Setidaknya 17 orang dilaporkan tewas saat tersangka penggembala sapi nomaden melakukan serangan ganda di Negara Bagian Benue, Nigeria bagian tengah.

Juru bicara kepolisian Anene Sewuese Catherine mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (18/4/2025) bahwa "sejumlah besar tersangka milisi telah menyerbu" wilayah Negara Bagian Benue semalam. Serangan itu terjadi di tengah maraknya bentrokan mematikan antara penggembala dan petani, konflik yang telah menewaskan ratusan orang selama beberapa tahun terakhir.

Pasukan keamanan dikerahkan dan saat para penyerang "diusir pada dini hari ini, mereka menembaki petani yang tidak menaruh curiga secara sporadis" yang menewaskan lima petani di wilayah Ukum, Benue.

Polisi mengatakan serangan kedua terjadi di Logo, sekitar 70 km dari area insiden pertama.

"Sayangnya, serangan serentak yang tidak terduga terjadi" di daerah tetangga, di mana 12 orang tewas sebelum polisi tiba, kata juru bicara polisi.

Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah 11 orang tewas di daerah Otukpo, Benue, dan hampir seminggu setelah orang-orang bersenjata menyerang desa-desa dan menewaskan lebih dari 50 orang di Negara Bagian Plateau yang berdekatan.

Sejak 2019, bentrokan antara penggembala sapi nomaden dan masyarakat petani telah menewaskan lebih dari 500 orang di wilayah tersebut dan memaksa 2,2 juta orang meninggalkan rumah mereka, menurut firma riset SBM Intelligence.

Bentrokan tersebut, sebagian besar antara penggembala Fulani Muslim dan petani Kristen dari kelompok etnis Berom dan Irigwe, sering kali digambarkan sebagai etnoreligius.

Namun, para analis mengatakan perubahan iklim dan kelangkaan lahan penggembalaan membuat para petani dan penggembala saling bermusuhan, terlepas dari keyakinan mereka.

Konflik tersebut telah mengganggu pasokan makanan dari Nigeria utara-tengah, daerah pertanian yang penting. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
dinsos
inspektorat
koperasi
disbudpar