Bentrokan Pecah di Sudan, KBRI Siapkan Tempat Perlindungan untuk WNI
Font: Ukuran: - +
Para demonstran Sudan bersorak saat mereka berkendara menuju kendaraan militer (Foto : Stringer/reuters)
DIALEKSIS.COM | Sudan - Aparat keamanan berpatroli di jalan-jalan di Khartoum beberapa hari setelah bentrok dengan demonstran yang menewaskan setidaknya 61 orang.
Dubes RI d iKhartoum, Rossalin Rusman Adenan mengatakan kondisi keamanan terlihat mulai membaik namun belum dapat dikatakan normal.Krisis di Sudan ini mendorong Kedutaan Besar Indonesia di Khartoum menyiapkan dua safe house atau tempat perlindungan bagi warga Indonesia yang memerlukan, kata Duta Besar Rossalis Rusman Adenan.
Rossalis mengatakan merespons situasi keamanan, sejak 15 April lalu KBRI sudah menetapkan status siaga untuk seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Sudan.
"Kami telah menyiapkan dua safe house (tempat perlindungan), masing-masing di Wisma Duta dan di kantor KBRI Khartoum. Di Wisma Duta dan di kantor KBRI kami menyediakan persediaan bahan-bahan pokok untuk sekitar 100 orang untuk masa satu minggu," kata Rossalis seperti dikutip BBC News Indonesia, hari Kamis (06/06/2019).Menurut Rossalis, jumlah warga Indonesia di Sudan sekitar 1.300 orang, sebagian besar adalah mahasiswa di Khartoum.
Jumlah mahasiswa Indonesia sekitar 1.100 hingga 1.150 yang belajar di sejumlah perguruan tinggi di Khartoum, terutama di Universitas Internasional Afrika dan Universitas Omdurman.Ada juga yang belajar di Univeristas Khartoum, Universitas Sudan dan di perguruan tinggi Alquran.
"Pekerja migran Indonesia di Khartoum sekitar 200 orang. Ada juga Mahasiswa di kota Madani dan personil TNI/Polri yang menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB di Darfur dan di Abyei," katanya.Personel di Darfur di bawah koordinasi United Nations African Union Hybrid Mission in Darfur (UNAMID) sementara yang di Abyei, wilayah sengketa antara Sudan dan Sudan Selatan, di bawah koordinasi United Nations Interim Security Force in Abyei (UNISFA).
Komunikasi antara KBRI dan warga Indonesia dilakukan melalui organisasi-organisasi yang mewadahi WNI.Selain itu, KBRI memperkuat tim perlindungan WNI yang beranggotakan staf KBRI dan perwakilan masyarakat, terutama dari kalangan mahasiswa. (BBC Indonesia)