Bom Paskah, Presiden Sri Lanka Pecat Kepala Dinas Intelijen
Font: Ukuran: - +
Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena. (AFP Photo/Lakruwan Wanniarachchi).
DIALEKSIS.COM | Sri Lanka - Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena telah memecat kepala dinas intelijen, Sisira Mendis usai peristiwa ledakan bom paskah. Mendis dipecat lantaran dianggap tak memberi tahu ihwal informasi perencanaan bom Paskah yang diklaim oleh ISIS.
Dikutip Reuters, Sabtu (8/6/2019), agen-agen intelijen India telah mengirim beberapa peringatan kepada pihak berwenang Sri Lanka bahwa sebuah persekongkolan untuk melakukan teror sedang berlangsung.
Namun Sirisena dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan mereka tidak diberitahu mengenai peringatan-peringatan itu sebelum sejumlah serangan yang diklaim oleh ISIS terjadi pada 21 April. Serangan-serangan tersebut menewaskan 258 orang.
Komite seleksi parlemen yang dipimpin para sekutu Wickremesinghe, pesaing Sirisena, sedang menyelidiki kemungkinan penyimpangan yang memungkinkan para militan menyasar hotel-hotel dan gereja-gereja.
Dalam kesaksian pada 29 Mei di parlemen, Mendis mengatakan pertemuan-pertemuan dewan keamanan tidak terjadwal secara teratur. Hal itu membuat pihak intelijen Sri Lanka sulit melindungi negara pulau itu dari serangan teror dengan baik.
Mendis mengatakan ketika dirinya mengantongi informasi-informasi intelijen soal rencana teror, dalam satu pertemuan pada 9 April, Kepala State Intelligence Service (SIS) Nilantha Jayawardena, yang memiliki hubungan langsung dengan presiden, mengatakan kepadanya bahwa Presiden sudah diberitahu.
Namun pada Jumat, sehari setelah dua kesaksian kritis lainnya, Sirisena mengumumkan pencopotan Mendis karena tak memberi tahu informasi terkait rencana bom Paskah. Langkah itu dianggap dapat meningkatkan ketegangan politik Sri Lanka atas penyelidikan oleh parlemen.
"Siapa saja yang memberikan pengakuan di komite seleksi adalah para pejabat yang saya sudah copot. Kami sudah memecat Sisiran Mendis juga," kata Sirisena Jumat malam.
Sebelum ini, Sirisena diketahui telah memberhentikan Kepala Kepolisian Sri Lanka, Inspektur Jendral Pujith Jayasundara setelah dia menolak bertanggungjawab atas serangan bom Paskah. Jaksa Agung telah meminta pengadilan tertinggi untuk memutuskan kasus ini.
Untuk informasi, sejak serangan bom Paskah itu Sri Lanka berada dalam keadaan darurat. Namun Sirisena mengumumkan pekan lalu bahwa hal itu akan berakhir dalam sebulan. (CNNIndonesia)