Bumil dan Bayi 4 Bulan Meninggal dalam Tragedi Perahu Migran di Mediterania
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Aceh - Seorang ibu hamil dan bayi berusia empat bulan termasuk di antara beberapa korban yang meninggal di atas kapal pengungsi dan migran di Mediterania tengah, menurut pejabat dan saksi.
Penjaga pantai Italia menemukan delapan mayat, lima pria dan tiga wanita pada Kamis (2/2/2023) malam dan 42 orang yang selamat dibawa ke darat, Filippo Mannino, walikota pulau Lampedusa, mengatakan kepada AFP.
Jumlah pasti dari tragedi itu tidak jelas.
Kantor berita ANSA Italia mengatakan layanan penyelamatan turun tangan di wilayah Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Malta untuk membantu sebuah kapal yang dalam kesulitan. Mayat dua orang masih hilang, lapor ANSA.
Tim penyelamat menemukan para penumpang, yang menaiki perahu sepanjang enam meter di kota Sfax, Tunisia pada Sabtu pagi, basah kuyup dan mengalami cuaca dingin dan dehidrasi yang ekstrem setelah berhari-hari di laut.
Para penyintas mengatakan seorang wanita bepergian dengan bayinya yang berusia empat bulan, yang meninggal selama perjalanan. Dia meletakkan tubuh bayi itu di laut dalam kesedihannya, sebelum dia juga meninggal karena kedinginan dan kelaparan
Jaksa penuntut di kota Agrigento di Sisilia telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.
Kapal itu berjarak 67 km (42 mil) dari Lampedusa, tempat tujuannya.
Walikota pada hari Kamis mengimbau Perdana Menteri Giorgia Meloni, meminta dukungan pemerintah dalam menangani "tragedi besar ini".
"Tolong, kami tidak bisa menanganinya lebih lama lagi,” katanya saat menuju ke pelabuhan Favarolo menjelang kedatangan para penyintas.
Para penumpang, yang berasal dari Mali, Pantai Gading, Guinea, Kamerun, Burkina Faso dan Niger, telah dibawa ke pusat penerimaan di pulau itu dan akan diinterogasi oleh jaksa dalam beberapa jam mendatang, ANSA melaporkan.
Hampir 5.000 pengungsi dan migran telah mendarat di Italia sejak awal tahun, menurut kementerian dalam negeri, naik dari lebih dari 3.000 pada periode yang sama tahun lalu, dan 1.000 pada 2021.
Dalam beberapa bulan terakhir, ratusan orang tenggelam di lepas pantai Tunisia, dengan peningkatan frekuensi percobaan penyeberangan dari Tunisia dan Libya menuju Italia.
Garis pantai Sfax telah menjadi titik keberangkatan utama bagi orang-orang yang melarikan diri dari kemiskinan dan konflik di Afrika dan Timur Tengah untuk mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik di Eropa.