Cuaca Buruk, Pelayaran Sabang-Banda Aceh Terganggu
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com - Cuaca buruk (angin kencang serta gelombang tinggi) yang melanda perairan Sabang, Provinsi Aceh dari 7 hingga 11 Juli 2018 mengganggu jadwal pelayaran Sabang-Banda Aceh dan sebaliknya.
"Cuaca di laut tidak mengizinkan untuk berlayar dan demi keselamatan pelayaran Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tanjung Burang dari Sabang tujuan Banda Aceh hari ini tidak berlayar," kata Supervisi Lintas ASDP Perwakilan Sabang, Husaini di Sabang, Selasa.
Husaini mengakui, jadwal pelayaran ditunda sementara waktu sampai cuaca membaik sebagaimana rilis cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Sesuai perintah Kementerian Perhubungan jika cuaca tidak mendukung lebih baik jadwal pelayaran dihentikan sementara waktu dan pihak Syahbandar, Nahkoda Kapal serta ASDP pun sepakat tidak berlayar karena cuaca ektrim dan keputusan ini diambil demi keselamatan pelayaran," akuinya.
Lebih lanjut katanya, dampak dari cuaca ektrim tersebut sejak kemarin (Senin, 9/10) siang tepatnya pukul 14.00 WIB, Kapal Ferry KMP Tanjung Burang tidak berlayar dan saat ini sudah terjadi penumpukan di Pelabuhan Balohan, Sabang.
"Cuaca ektrim tidak memungkinkan kapal ferry berlayar dan kapal cepat masih bisa berlayar dan saat ini jadwal pelayaran Sabang-Banda Aceh dan sebaliknya dilayani oleh kapal cepat Express Bahari," kata Husaini.
Badan Meterologi Klimatologi dan Giofisika (BMKG) sebelumnya menyatakan, kepulauan paling ujung barat Indonesia dari 7-11 Juli berpeluang dilanda cuaca buruk berupa tiupan angin kencang yang dapat mencapai di atas 25 knot atau 46,3 km/jam.
"Mengenai potensi ini kami imbau masyarakat nelayan untuk selalu memperhatikan keselamatan saat melaut dan perahu nelayan harus mewaspadai terhadap angin kencang hingga 15 knot atau 27,78 km/jam dan potensi gelombang laut 1,25 meter," kata Kepala Stasiun Meteorologi Cot Bau U Maimun Saleh, Sabang.
Kemudian lanjutnya, untuk perahu tongkang juga perlu meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi angin kecepatan hingga 16 knot atau 29,632 km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut hingga 1,50 meter.
Siswanto juga mengingatkan, Kapal Ferry atau jenis Roro agar dapat meningkatkan kewaspadaannya saat angin kecepatan hingga 21 knot atau 38,892 km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut 2,50 meter.
Sedangkan kapal ukuran besar (Kapal Cargo dan Kapal Pesiar) agar waspada terhadap angin dengan kecepatan 27 knot atau 50,004 km/jam dan potensi ketinggian gelombang laut hingga 4,0 meter. (Antara)