Doakan Donald Trump Meninggal, Twitter Ancam Blokir Akun
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Washington DC - Twitter memperingatkan akan memblokir akun yang mendoakan Presiden AS Donald Trump meninggal setelah dinyatakan positif Covid-19.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Jumat kemarin, Twitter mengatakan mengharapkan Trump meninggal melanggar pedoman perusahaan.
Dikutip dari The Verge, 3 Oktober 2020, Twitter memberi tahu bahwa mereka akan menangguhkan orang-orang yang mengharapkan kematian Trump, meskipun tidak jelas seberapa sering Twitter dapat melakukannya.
Twitter memberi tahu Motherboard bahwa pemblokiran itu tidak akan berlaku untuk setiap twit. "Kami memprioritaskan penghapusan konten jika konten tersebut memiliki ajakan bertindak yang jelas yang berpotensi menyebabkan bahaya di dunia nyata," bunyi pernyataan dari Twitter.
Itu terjadi ketika Trump mengumumkan bahwa dia dan Ibu Negara Melania Trump dinyatakan positif terkena virus corona. Berita itu mendorong beberapa orang mendoakannya agar cepat sembuh, sementara yang lain men-twit mengatakan mereka berharap penyakit itu akan membunuhnya.
Namun pengumuman Twitter telah memicu reaksi balik dalam komunitas Twitter, dengan banyak orang yang menggambarkannya sebagai hipokrit, Business Insider melaporkan.
Pernyataan itu membuat marah banyak pengguna Twitter, termasuk beberapa anggota parlemen yang berpendapat bahwa banyak orang, terutama mereka yang berada di komunitas yang terpinggirkan, menerima ancaman pembunuhan di platform sepanjang waktu, dengan sedikit tanggapan dari perusahaan.
Anggota DPR AS dari Demokrat, Alexandria Ocasio-Cortez, yang mengatakan tahun lalu bahwa dia dibanjiri dengan ancaman pembunuhan online dan mendesak agar Twitter meninjau foto-foto orang yang ingin membunuhnya, adalah salah satu politisi AS yang mengecam ini.
"Jadi sebetulnya kalian bisa melakukan ini sejak lama?" kicau Alexandria Ocasio-Cortez.
Anggota DPR AS lain, Rashida Tlaib, juga menulis di Twitter, "Serius, ini kacau. Ancaman kematian terhadap kami seharusnya ditanggapi lebih serius oleh @TwitterComs."
Orang lain juga mengkritik Twitter karena pernyataannya.
Evan Greer, seorang transpuan yang merupakan juru bicara utama organisasi hak digital Fight For the Future, menulis bahwa dia mendapat ancaman pembunuhan di Twitter setiap minggu.
"Sepertinya tidak ada seorang pun di Twitter Comms adalah seorang perempuan, orang kulit hitam, orang kulit cokelat, orang gay, orang trans, orang cacat, orang liberal, orang progresif, orang non-religius, atau orang yang sebenarnya," kata salah satu pengguna.
Pada hari Jumat, Trump mengumumkan bahwa dia dan Ibu Negara Melania Trump dinyatakan positif terkena virus corona dan kemudian dirawat di Rumah Sakit Walter Reed untuk pemantauan lebih lanjut dan perawatan, menurut sebuah memo oleh dokter Gedung Putih.
Kicauan Donald Trump positif Covid-19 menjadi twit yang paling disukai dan di-twit ulang. (TEMPO)