Dokumen Rahasianya Bocor, Pemerintah China Marah
Font: Ukuran: - +
Pekerja berjalan di pagar perimeter yang dikenal sebagai pusat pendidikan keterampilan kejuruan di Dabancheng di Xinjiang Uighur, Cina, 4 September 2018. REUTERS/Thomas Peter
DIALEKSIS.COM | Jakarta – Pemerintah Cina marah atas publikasi 400 lebih halaman dokumen Partai Komunis Cina yang sensitif oleh New York Times, yang menghubungkan Presiden Xi Jinping dengan pusat penahanan massal di Xinjiang.
Dokumen-dokumen, yang diterbitkan oleh New York Times pada 16 November, merupakan salah satu kebocoran data terbesar dari dalam pemerintah Cina. Pengungkapan dokumen memberikan informasi kebijakan rahasia di sekitar penahanan massal yang berkelanjutan terhadap agama dan etnis minoritas.
Menurut Departemen Luar Negeri AS hingga 2 juta yang sebagian besar Muslim Uighur serta kelompok-kelompok minoritas lainnya telah ditahan tanpa proses hukum di kamp-kamp penahanan, sebuah sistem yang dijelaskan oleh mantan tahanan yang dirancang untuk menghapuskan bahasa dan warisan budaya mereka.
Pemerintah Cina pada awalnya membantah keberadaan kamp itu tetapi sekarang mengatakan mereka adalah pusat pelatihan kejuruan sukarela, bagian dari program di seluruh wilayah yang dirancang untuk mengekang ekstremisme Islam.
Tetapi dokumen internal partai yang diterbitkan New York Times menunjukkan ada diskusi yang jelas tentang penahanan massal minoritas Muslim, dengan seorang pejabat tinggi memerintahkan stafnya untuk mengumpulkan semua orang yang harus ditangkap.
Dokumen-dokumen itu juga menghubungkan kampanye kembali ke Presiden Xi melalui pidato-pidato yang sebelumnya tidak dipublikasikan yang dia buat kepada para pejabat lokal pada tahun 2014, menyerukan "tidak ada ampun sama sekali" dalam tindakan keras terhadap "terorisme ... dan separatisme."
Xi berpidato hanya beberapa hari setelah serangan teroris di ibu kota Xinjiang, Urumqi pada April 2014. Wilayah Cina barat jauh memiliki sejarah panjang kerusuhan dan protes, termasuk tindakan keras polisi tahun 2009 yang memicu kekerasan kota di Urumqi.
Dikutip dari Xinjiang Papers New York Times, dokumen-dokumen itu dibocorkan oleh anggota lembaga politik Cina yang ingin memastikan Xi dan pejabat senior partai lainnya tidak luput dari kesalahan karena kebijakan tersebut.
Menurut laporan CNN, 19 November 2019, berbicara dalam konferensi pers hariannya pada Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang tidak menyangkal apakah dokumen itu asli atau tidak, tetapi menuduh wartawan New York Times melakukan kesalahpahaman disengaja.
"New York Times menggunakan tambal sulam dan distorsi dengan membesar-besarkan atas apa yang disebut 'dokumen internal' dan mencoreng upaya kontra-terorisme dan deradikalisasi Cina. Apa yang mereka lakukan?" katanya.
Geng mengatakan bahwa upaya deradikalisasi Cina telah sukses besar.
"Urusan Xinjiang murni urusan dalam negeri Cina. Masalah yang dihadapi Xinjiang bukan tentang etnisitas, agama atau hak asasi manusia ... Berkat upaya pencegahan terorisme dan de-radikalisasi, Xinjiang ... belum melihat satu pun kekerasan, Insiden teroris selama tiga tahun terakhir," katanya.
Pemerintah regional Xinjiang mengatakan artikel New York Times sepenuhnya dibuat oleh pasukan musuh domestik dan asing dan penuh kebohongan.
"Pasukan anti-Cina barat ... tidak ingin melihat stabilitas dan perkembangan Xinjiang yang harmonis, dan terus-menerus mengarang berita palsu untuk menyerang dan mencoreng Xinjiang," kata pernyataan mereka.
Dokumen-dokumen yang bocor mengatakan bahwa sejumlah pejabat partai dibersihkan karena tidak setuju dengan kampanye atau berusaha untuk membebaskan tahanan Uighur. (Im/tempo)