Dua Jurnalis Ditahan, Ratusan Wartawan Iran Tuntut Pembebasan Mereka
Font: Ukuran: - +
Niloofar Hamedi dan Elaheh Mohamadi, yang menyampaikan berita kematian Mahsa Amini, ditahan di penjara Evin. [Foto: dok. twitter via CNN.com]
DIALEKSIS.COM | Dunia - Ratusan wartawan Iran menyerukan pembebasan rekan mereka, Niloofar Hamedi dan Elaheh Mohammadi, yang ditangkap dan dikirim ke penjara Evin Teheran karena meliput kematian Mahsa Amini, menurut surat kabar independen Iran Etemad.
“Kebebasan media bukan hanya hak jurnalis tetapi juga hak masyarakat,” bunyi pernyataan yang dirilis Minggu (30/10/2022) yang ditandatangani oleh lebih dari 300 jurnalis, fotografer, dan aktivis media Iran.
Penangkapan tersebut adalah upaya terbaru rezim Iran untuk membungkam perbedaan pendapat, karena mencoba untuk menekan protes yang telah mengguncang negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
“Masyarakat kita berhak mengetahui apa yang terjadi tepat waktu, tanpa sensor atau filter, dan juga berhak mempertanyakan setiap orang atau lembaga yang menyebabkan inefisiensi, korupsi atau pelanggaran hukum,” lanjut pernyataan itu.
“Masyarakat besar Iran tidak akan mampu menghadapi ancaman kompleks di dunia saat ini tanpa warga negara yang bertanggung jawab seperti Niloofar Hamedi dan Elaheh Mohammadi dan jurnalis lain yang dipenjara.”
Tanggapan itu muncul setelah intelijen Iran pada hari Jumat menuduh kedua jurnalis itu telah berlatih di luar negeri dan memberi informasi kepada media asing.
Intelijen Iran menuduh Hamedi menggunakan perannya sebagai jurnalis "sebagai kedok" untuk menimbulkan perbedaan pendapat.
"Dia adalah salah satu orang pertama yang tiba di rumah sakit [tempat Mahsa Amini dibawa] dan memprovokasi kerabat almarhum dan menerbitkan berita yang ditargetkan," kata pernyataan intelijen itu.
"Foto pertama mendiang Mahsa Amini di ranjang rumah sakitnya diterbitkan oleh [Niloofar Hamedi] dan dia sedang mengikuti pelatihan di luar negeri," lanjut pernyataan itu.
“[Elaheh Mohammadi] juga dilatih dalam kursus Amerika di luar negeri. Keduanya berperan sebagai sumber berita utama bagi media asing.”
Mehdi Rahmanian, CEO surat kabar Shargh, atasan Niloofar Hamedi, merilis pernyataan yang menyangkal bahwa Niloofar menerbitkan foto Mahsa Amini di ranjang rumah sakit.
Suami Niloofar, Mohammad Hossein Ajorloo, menulis di twitter bahwa satu-satunya foto yang diposting Niloofar adalah dua anggota keluarga Mahsa Amini yang berpelukan setelah mereka mengetahui tentang kematiannya dalam tahanan polisi moral.
Setidaknya 46 jurnalis telah dipenjara di Iran sejak dimulainya protes atas kematian Mahsa Amini, menurut Komite Perlindungan Jurnalis. [CNN]
- Kawal Peredaran Obat Sirup, DPRA Minta BBPOM Aceh Uji Sendiri Kandungan Obat
- Ini Terobosan Dishub Kota Banda Aceh November Mendatang, Hilangkan Jejak Preman di Parkiran
- Memasuki Hari ke-15, Protes di Iran Terus Berlangsung di tengah Pembatasan Internet
- Protes Kematian Amini Terus Berlanjut, Presiden Iran: Kekacauan Tidak Ditolerir