Beranda / Berita / Dunia / Dua Warga Aceh Ditembak di Perairan Tanjung Rhu, Malaysia, Diduga oleh APMM

Dua Warga Aceh Ditembak di Perairan Tanjung Rhu, Malaysia, Diduga oleh APMM

Senin, 27 Januari 2025 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman Haji Uma. Foto: humas DPD RI


DIALEKSIS.COM | Aceh - Dua warga Aceh menjadi korban penembakan di Perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Peristiwa itu diduga dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Saat ini, keduanya tengah menjalani perawatan di lokasi yang berbeda.

Anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman Haji Uma, menyebut kedua korban adalah Andry Ramadhana (30), warga Desa Keude Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya, dan Muhammad Hanafiah (40), warga Desa Alue Bugeng, Kabupaten Aceh Timur. 

"Andry mengalami luka tembak di lengan dan dirawat di sebuah klinik di Malaysia, sedangkan Hanafiah terkena tembakan di bagian paha dan dirawat di rumah sakit bersama tiga korban lainnya," ujar Haji Uma, Senin, 27 Januari 2025.

Haji Uma menjelaskan insiden terjadi saat 26 Pekerja Migran Indonesia (PMI) nonprosedural mencoba meninggalkan Malaysia secara ilegal menggunakan boat. Di tengah perjalanan, kapal mereka dikejar patroli APMM. 

"Korban mengaku tidak ada perlawanan. Sebagai sipil tanpa senjata, mereka tidak mungkin melawan," katanya.

Menurutnya, petugas APMM melepaskan tembakan dari jarak sekitar 20-25 meter secara membabi buta pada Jumat dini hari, 24 Januari 2025. Setelah penembakan, boat yang ditumpangi PMI berhasil melarikan diri dan merapat ke kawasan hutan bakau di Banting, Selangor. Para korban kemudian dibawa ke rumah sakit oleh tekong kapal.

Sebelumnya, insiden ini menelan satu korban jiwa dan menyebabkan empat lainnya luka-luka. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur telah mengirim nota diplomatik meminta penyelidikan atas kejadian tersebut.

Kronologi Kejadian

Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, menjelaskan kronologi insiden itu dalam konferensi pers di Jakarta. 

"Pada Jumat, 24 Januari 2025, pukul 03.00 pagi, patroli APMM mendapati kapal yang diawaki lima WNI PMI nonprosedural. Penembakan menyebabkan satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka, termasuk satu yang kritis," ujarnya.

Christina menyampaikan belasungkawa mendalam atas insiden ini. "Atas nama Kementerian P2MI, kami turut berduka cita atas meninggalnya salah satu PMI dan mendoakan kesembuhan bagi korban lainnya," katanya.

P2MI mengecam tindakan APMM yang menggunakan kekuatan berlebihan. 

"Kami meminta pemerintah Malaysia mengusut tuntas penggunaan kekuatan yang tidak proporsional ini," tegas Christina.

Saat ini, para korban dirawat di beberapa rumah sakit di Selangor. Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan kasus ini dan menegaskan pentingnya perlindungan bagi pekerja migran.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI