Dukung Pemukim Israel, Presiden Palestina Sebut Dubes AS Anak Anjing
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jerusalem - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel dengan sebutan anak anjing karena sudah mendukung pemukim Israel di wilayah Tepi Barat.
Pemimpin Palestina itu menuduh Duta Besar AS David Friedman membela para pemukim Israel di Tepi Barat dengan mengatakan bahwa mereka memang membangun di tanah mereka. Pernyataan Abbas itu menuai kecaman dari para diplomat dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu.
"Anak anjing itu mengatakan bahwa mereka membangun di tanah milik mereka? Dia adalah seorang pemukim, keluarganya adalah pemukim dan dia adalah Dubes AS di Tel Aviv. Apa yang bisa diharapkan darinya," kata Abbas dengan nada marah dalam sebuah konferensi.
Friedman, pendukung kuat gerakan pendudukan Israel merupakan pendukung awal dan paling antusias atas keputusan Presiden Donald Trump pada 6 Desember 2017 lalu yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan rencana AS memindahkan kantor kedutaan ke Yerusalem.
Sementara utusan AS untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt juga mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebut komentar Abbas sangat tidak pantas. Dia mengatakan, pemimpin Palestina perlu memilih antara retorika kebencian dan upaya nyata dan praktis untuk meningkatkan kualitas hidup bangsanya.
Dilansir Reuters, pengumuman Trump tentang Yerusalem menggembirakan pemerintah Israel tetapi membuat marah orang-orang Palestina yang telah melakukan protest massal rutin sejak saat itu.
Sementara Israel memandang Yerusalem sebagai milik negaranya dan tak dapat dibagi meskipun status quo Yerusalem diakui secara internasional. Di sisi lain, warga Palestina merasa sama kuatnya dan menyatakan bahwa Yerusalem Timur harus menjadi Ibu Kota Palestina masa depan.
Perundingan damai yang bertujuan untuk menemukan solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina telah buntu sementara perluasan permukiman Israel terus berlanjut. PM Netanyahu mengatakan, keputusan Trump atas Yerusalem tampaknya membuat Abbas hilang kesabaran dan kini melakukan serangan verbal terhadap pejabat AS. (Viva)