Beranda / Berita / Dunia / Ekonomi Malaysia Masih Meroket 16 Persen, Meskipun Lockdown Berbulan-Bulan

Ekonomi Malaysia Masih Meroket 16 Persen, Meskipun Lockdown Berbulan-Bulan

Sabtu, 14 Agustus 2021 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sebuah laporan terbaru yang dirilis badan statistik Malaysia pada Jumat (13/8/2021) mengungkapkan bahwa ekonomi negara itu pada kuartal II-2021 (Q2 2021) naik hingga 16,1% secara year-on-year (Y-o-Y).

Mengutip Straits Times, tak hanya secara kuartalan, badan tersebut juga merilis data peningkatan ekonomi Malaysia pada paruh pertama 2021. Disebutkan bahwa ekonomi negeri Jiran itu tumbuh 7,1% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan 2020.

"Kinerja ekonomi pada kuartal kedua tahun 2021 didukung oleh pertumbuhan berkelanjutan di sektor manufaktur dan rebound layanan," kata kepala statistik Uzir Mahidin.

Meski begitu, dalam basis kuartalan, ekonomi negara itu turun sebesar 2%. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pengetatan penguncian (lockdown) yang dinamakan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) yang dimulai pada Mei lalu untuk mengekang virus corona. Sementara itu dari sisi pengangguran, tingkat pengangguran Malaysia melonjak menjadi 4,8% per Juni 2021, atau 768.700 orang.

"Sementara langkah-langkah penahanan membebani pertumbuhan, kemampuan beradaptasi yang lebih besar terhadap pembatasan dan dukungan kebijakan yang sedang berlangsung sebagian telah mengurangi dampaknya," kata gubernur bank sentral Nor Shamsiah Yunus.

Ke depan, prospek untuk paruh kedua tampak tidak begitu memuaskan. Hal ini didasari oleh perkiraan bahwa ekonomi Malaysia hanya naik 3 hingga 4% dalam tahun ini, jauh dibawah target yang mencapai 7,5%. Peningkatan yang tidak begitu besar ini dikarenakan infeksi Covid-19 yang masih belum menunjukkan penurunan pasti.

"Pemulihan pertumbuhan Malaysia diperkirakan akan berlanjut di paruh kedua tahun 2021 dan membaik hingga 2022," lanjut Yunus.

Kondisi pandemi di Malaysia sendiri masih mengkhawatirkan. Pada Kamis (12/8/2021) kemarin negara itu memecahkan rekor infeksi baru dengan menemukan 21.668 kasus Covid-19. Ini merupakan tambahan kasus tertinggi sepanjang sejarah pandemi di Negeri Jiran itu. Untuk hari ini, infeksi masih berada di level 21.468 kasus. Secara kumulatif, total kasus di negara yang beribukota di Kuala Lumpur itu mencapai 1.363.683 kasus.

Sebagai pembanding, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 7,07% pada kuartal II-2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on year/yoy). Sementara dibandingkan kuartal I-2021 (quarter-to-quarter/qtq), PDB Indonesia naik 3,31%.[CNBC Indonesia]

Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI