Erdogan Samakan Israel Dengan Nazi, PM Israel Marah Besar
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM I Ankara - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan Israel sebagai negara paling fasis dan paling rasis di dunia.
Mendengar pernyataan tersebut, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, marah dan membalas komentar tersebut dengan menuduh Erdogan sebagai pembunuh yang membinasakan warga Suriah dan Kurdi.
Netanyahu, lewat tweetnya mengatakan di bawah kekuasaan Erdogan, Turki berada dibawah kediktatoran yang kelam.
Hubungan kedua negara tersebut akhir-akhir ini memang kian menegang . Meskipun sebelumnya sempat menjadi sekutu dekat.
Turki memutus hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2010 setelah 10 warga Turki pegiat pro-Palestina terbunuh dalam bentrokan dengan komando Israel yang memasuki kapal milik Turki, yang berusaha menembus blokade laut di Jalur Gaza.
Hubungan membaik pada tahun 2016, tetapi diplomat senior masing-masing dikirim pulang pada bulan Mei tahun ini karena pertikaian terkait pembunuhan Israel atas warga Palestina di tengah-tengah unjuk rasa yang terjadi di perbatasan Gaza-Israel.
Kelompok hak asasi manusia menuduh pasukan Israel menggunakan kekerasan yang berlebihan.
Israel menyatakan mereka menembak hanya untuk membela diri atau terhadap warga Palestina yang berusaha menyusup ke wilayahnya dengan menggunakan demonstrasi sebagai kedok untuk melakukan penyerangan.
Semangat Hitler
Dalam sebuah pidato kepada partainya AKP yang Islamis, Erdogan dengan tajam mengkritik hukum kontroversial yang diloloskan Israel minggu lalu yang menggolongkan negara itu sebagai negara Yahudi.
"Langkah ini memperlihatkan, tanpa sedikitpun keraguan, bahwa Israel adalah negara paling Zionis, fasis dan rasis di dunia," kata Erdogan.
"Semangat Hitler, yang menyebabkan terjadinya bencana besar dunia, bangkit kembali di antara sebagian pemimpin Israel," tambahnya.
Ditempat terpisah, Israel memandang perbandingan dengan rezim Nazi, yang membunuh enam juta warga Yahudi di Eropa saat Holokos, sebagai suatu ejekan yang mengerikan.
Netanyahu segera bereaksi lewat Twitter dengan menuduh Erdogan "membantai warga Suriah dan Kurdi serta memenjarakan puluhan ribu warganya".
Dia menambahkan, "Kenyataan bahwa si 'demokrat besar' Erdogan menyerang hukum nasional (Israel) adalah pujian terbesar.
"Turki di bawah Erdogan menjadi kediktatoran kelam, sementara Israel berusaha mempertahankan kesamaan hak bagi semua warganya, sebelum dan sesudah hukum (nasional)".
Ini bukanlah untuk pertama kalinya Erdogan melancarkan serangan kata-kata terhadap Israel. Permulaan tahun ini, Erdogan menyatakan Netanyahu sebagai seorang "pelaku pendudukan" dan "seorang teroris".
Netanyahu menjawab dengan mengatakan "Israel tidak mau digurui moralitas oleh seseorang yang selama bertahun-tahun membom warga sipil tanpa pandang bulu". (BBC)