G7 Sebut Iran Dalang Serangan Kapal Tanker Israel
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Negara-negara maju yang masuk ke dalam G7 mengatakan bahwa Iran adalah dalang dalam serangan drone yang terjadi pada 29 Juli lalu yang menyasar kapal tanker milik perusahaan Israel.
Serangan tersebut membunuh seorang tentara asal Inggris dan seorang warga asal Romania.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah proses pemeriksaan yang dilakukan oleh tentara AS, menyebut bahwa drone atau kapal tak berawak tersebut dipercaya di produksi di Iran dan misi tersebut diluncurkan dari Iran.
Negara-negara G7 mengeluarkan statement bahwa "serangan ini jelas merupakan serangan yang terencana dan telah melanggar hukum internasional yang berlaku" pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Negara-negara G7 ini terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, dan Jepang.
Negara-negara Uni Eropa dan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) juga mengklaim bahwa Iran merupakan dalang dalam serangan ini dalam sebuah pertemuan tertutup yang dilakukan di kantor pusat PBB pada hari yang sama, di New York.
Duta Besar Inggris kepada PBB, Barbara Woodward mengatakan, "Inggris Raya tahu bahwa Iran adalah pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini. Serangan ini jelas direncanakan oleh Iran," tulis pernyataan tersebut, dilansir Aljazeera, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu ini (7/8).
Sementara itu, Wakil Duta Besar Iran kepada PBB, Zahra Ershadi menolak dengan keras tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa Iran bukan merupakan dalang dari serangan tersebut dan Iran akan mengambil langkah-langkah untuk membela negaranya.
Diberitakan sebelumnya oleh Aljazeera, sebuah kapal tanker yang dioperasikan pengusaha Israel dilaporkan mengalami penyerangan di perairan lepas pantai Oman, Samudera Hindia pada Kamis (29/7/2021) malam.
Kapal motor Mercer Street yang berbendera Liberia itu merupakan kapal yang dioperasikan Zodiac Management, sebuah perusahaan Inggris yang dimiliki miliarder Israel Eyal Ofer. Kapal itu sendiri sedang dalam penyewaan Zodiac Management dari sebuah perusahaan Jepang.
"Pada saat kejadian, kapal itu berada di Samudra Hindia bagian utara, melakukan perjalanan dari Dar es Salaam ke Fujairah tanpa kargo di dalamnya," kata perusahaan itu dalam sebuah unggahan Twitter.[CNBC Indonesia]