Jum`at, 30 Mei 2025
Beranda / Berita / Dunia / Hadapi Reaksi Keras dari India, Presiden Turki bertemu PM Pakistan di Istanbul

Hadapi Reaksi Keras dari India, Presiden Turki bertemu PM Pakistan di Istanbul

Senin, 26 Mei 2025 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Presiden Turki Tayyip Erdogan berjabat tangan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif sebelum pertemuan mereka di Istanbul, Turki, 25 Mei 2025. [Foto: Mustafa Kamaci/Kantor Pers Kepresidenan/Handout via Reuters]


DIALEKSIS.COM | Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Istanbul, beberapa minggu setelah konflik militer antara Islamabad dan New Delhi.

Kedua negara akan berusaha keras untuk meningkatkan kerja sama, khususnya dalam pertahanan, energi, dan transportasi, kata kantor Erdogan pada hari Minggu (25/5/2025).

Erdogan memberi tahu Sharif bahwa demi kepentingan Turki dan Pakistan untuk meningkatkan solidaritas dalam pendidikan, berbagi intelijen, dan dukungan teknologi dalam perang melawan "terorisme", kata kantor presiden Turki.

Pertemuan di ibu kota komersial Turki itu terjadi saat Ankara menghadapi reaksi keras dari India atas dugaan pasokan senjata ke Islamabad selama konflik baru-baru ini antara kedua negara tetangga Asia Selatan itu. Ankara membantah telah mengirim senjata ke Pakistan.

Dalam beberapa minggu terakhir, Erdogan telah menyatakan solidaritasnya dengan Pakistan setelah India melancarkan serangan militer di sembilan lokasi di Pakistan dan Kashmir yang dikelola Pakistan. New Delhi mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap serangan pada 22 April terhadap wisatawan oleh pejuang bersenjata di Pahalgam di Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan 25 warga negara India dan satu warga negara Nepal. India menuduh Pakistan secara tidak langsung mendukung serangan itu -- yang dibantah Pakistan.

Turki telah memperingatkan risiko "perang habis-habisan" antara negara tetangga bersenjata nuklir itu dan meminta kedua belah pihak untuk "menunjukkan akal sehat" guna meredakan ketegangan, sembari menyatakan dukungan atas permintaan Islamabad untuk penyelidikan internasional atas serangan Pahalgam.

Kedua negara mengumumkan gencatan senjata pada 10 Mei. [Aljazeera]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
hardiknas