Hasil Investigasi WHO Terkait Asal Mula Corona, Diumumkan 15 Maret
Font: Ukuran: - +
Investigasi tim WHO di Wuhan mengungkap misteri corona REUTERS/THOMAS PETER
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengungkapkan hasil penyelidikan asal-usul virus corona penyebab penyakit Covid-19 di Wuhan, China, pertengahan Maret.
"Waktunya adalah 14-15 Maret," kata kepala misi tim WHO Peter Ben Embarek saat mengadakan jumpa pers di Jenewa mengutip Reuters, Sabtu (6/3).
Akhir bulan kemarin, Ben Embarek yang merupakan pakar WHO tentang penyakit yang ditularkan hewan ke manusia itu mengatakan virus mungkin berasal dari kelelawar. Tapi belum diketahui secara pasti bagaimana virus itu sampai ke manusia.
Dia juga mengesampingkan soal dugaan kebocoran laboratorium. Pejabat WHO sebelumnya bilang misi ini akan mengeluarkan laporan ringkasan sebelum temuan lengkap siap.
Baca juga : KLB Demokrat, Ketua JaDI Aceh: Hak Setiap Partai, Biar Kemenkumham Tentukan
"Apa yang telah dilakukan tim mereka benar-benar bekerja keras untuk mencoba mendapatkan laporan lengkap sehingga kami dapat melakukan diskusi yang tepat," kata pakar kedaruratan WHO Mike Ryan.
Sementara itu Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata pihaknya akan mengungkap semua temuan dalam misi secara transparan.
Misi tim ahli WHO di Wuhan untuk mencari asal mula kemunculan dan penyebaran virus corona telah rampung setelah investigasi berlangsung selama sebulan pada Februari lalu.
Baca juga :Eks Pengurus Demokrat Bireuen Hadir ke KLB, Edi Obama Klarifikasi
Banyak pihak kecewa lantaran hasil penyelidikan tim WHO dinilai gagal menjawab pertanyaan utama yakni bagaimana virus Covid-19 bisa muncul dan menyebar di Kota Wuhan.
Tim WHO berada di Wuhan sejak 14 Januari lalu dengan tetap diawasi ketat oleh pihak berwenang China.
Misi ini jug mendapat kiriman surat terbuka dari sekelompok ilmuwan yang menyebutkan bahwa mereka tidak memiliki mandat hingga independensi terhadap semua teori mengenai asal muasal virus.
Namun begitu, duta besar China untuk PBB Chen Xu di Jenewa mengatakan ini bukan penyelidikan, melainkan penelitian ilmiah bersama [cnnindonesia].