Iran minta Dewan Keamanan PBB gelar sidang darurat
Font: Ukuran: - +
Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB diserukan Iran menyusul tewasnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. (Al-Manar / AFP)
DIALEKSIS.COM | Indonesia - Iran menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB menyusul tewasnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Melansir AFP, Iran mendesak agar pertemuan ini digelar sebagai bentuk protes atas terbunuhnya Hassan Nasrallah oleh Israel. Seruan ini disampaikan langsung kepada Dewan PBB melalui surat dari utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani.
Dalam surat tersebut, Iravani meminta Dewan untuk "mengambil tindakan segera dan tegas untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung," serta mencegah terjadinya perang penuh di kawasan tersebut.
Israel melancarkan serangan udara ke Beirut, Lebanon, yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa, termasuk Hassan Nasrallah. Sebelum kematiannya, Nasrallah merupakan buronan nomor satu Israel di Lebanon.
"Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah berhasil dibunuh oleh IDF (militer Israel) bersama Ali Karki, komandan front selatan Hizbullah dan beberapa petinggi Hizbullah lainnya," demikian bunyi keterangan yang dikutip dari AFP.
Sementara itu sikap dari Amerika Serikat menyatakan dukungannya kepada Israel setelah aksi pembunuhan pemimpin tertinggi Hizbullah tersebut. Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, hingga Ketua DPR AS dari Partai Republik, Mike Johnson, mengungkapkan dukungan terhadap serangan Israel, meskipun tindakan tersebut dinilai dapat memperkeruh eskalasi perang di Timur Tengah.
Serangan Israel di Lebanon telah menewaskan setidaknya 1.030 orang sejak 16 September, termasuk 56 perempuan dan 87 anak-anak. Jumlah korban akhir dari serangan besar-besaran yang menewaskan Nasrallah pada Jumat lalu belum diketahui. Tim SAR masih berupaya menemukan korban yang tertimbun di reruntuhan bangunan.
Kematian Nasrallah terjadi setelah serangkaian serangan udara Israel ke Lebanon yang sebelumnya telah menewaskan beberapa pejabat senior Hizbullah. Peristiwa ini menjadi pukulan telak bagi Hizbullah serta jaringan kelompok-kelompok milisi lainnya di Timur Tengah yang didukung Iran.
Meski pemimpinnya telah tewas, Hizbullah menyatakan tidak gentar dan akan tetap melanjutkan perlawanan terhadap Israel. "Hizbullah akan melanjutkan perjuangan untuk menghadapi musuh dalam mendukung Gaza dan Palestina dan dalam membela Lebanon dan rakyatnya yang teguh dan terhormat," demikian pernyataan mereka yang dilansir CNN.