DIALEKSIS.COM | Teheran - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Republik Islam Iran akan terus memberikan dukungan penuh kepada Suriah dalam menghadapi ancaman terorisme. Komitmen itu mencakup bantuan dalam segala bentuk yang dibutuhkan pemerintah Suriah.
Pernyataan tersebut disampaikan Araghchi dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Irak Fuad Hussein dan Menlu Suriah Bassam Sabbagh di Baghdad, Jumat (6/12/2024).
“Iran selalu bersama pemerintah dan rakyat Suriah dalam melawan kelompok teroris Takfiri, dan akan terus melakukannya dengan segenap kekuatan,” ujarnya, dikutip Mehrnews, Sabtu (7/12/2024).
Araghchi memperingatkan, jika Suriah kembali menjadi tempat aman bagi kelompok teroris, maka hal itu akan menjadi ancaman serius bagi stabilitas kawasan. Ia juga menuding keterlibatan aktor asing dalam memperkuat jaringan terorisme.
“Serangan-serangan ini merupakan bagian dari konspirasi Amerika-Zionis. Peran Zionis tidak boleh diabaikan,” tegasnya.
Dalam pertemuan tripartit di Baghdad, Araghchi menyampaikan tiga pesan utama yakni dukungan terhadap pemerintah Suriah, solidaritas dengan rakyat Suriah dalam memerangi teroris Takfiri, serta perlunya kerja sama regional untuk menjaga keamanan kawasan.
Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein menegaskan negaranya menentang serangan teroris yang berlangsung di Suriah. Ia mengingatkan Irak juga menjadi korban aksi teror dan akan terus berkomitmen melawannya.
Sementara itu, Menlu Suriah Bassam Sabbagh menegaskan tentara Suriah tengah menjalankan tugas melawan kelompok-kelompok teroris, meski pergerakan mereka telah menyebabkan sebagian rakyat Suriah mengungsi. “Kami menyerukan kerja sama regional dan internasional dalam menghadapi ancaman ini,” katanya.
Laporan menyebut kelompok teroris Takfiri pimpinan Hayat Tahrir al-Sham melancarkan serangan besar di Aleppo dan Idlib bulan lalu. Mereka berhasil merebut sejumlah wilayah sebelum pasukan pemerintah Suriah melancarkan perlawanan sengit untuk merebut kembali daerah tersebut.
Menteri Pertahanan Suriah, Ali Mahmoud Abbas, mengatakan pasukan pemerintah terpaksa menarik diri dari kota Hama demi menyelamatkan warga sipil.
“Kami berada pada posisi yang baik di medan perang, namun reposisi dilakukan demi keselamatan rakyat,” katanya dalam pidato yang disiarkan kantor berita SANA.
Ali Mahmoud Abbas juga memperingatkan bahaya kampanye disinformasi yang dilakukan kelompok teroris, termasuk penggunaan kecerdasan buatan untuk menyebarkan perintah palsu maupun rekaman manipulatif. Ia meminta masyarakat hanya mempercayai informasi resmi pemerintah.
Sumber militer Suriah mengungkapkan sekitar 2.000 teroris yang didukung asing tewas di wilayah utara Suriah dalam sepekan terakhir. Operasi gabungan ini melibatkan militer Suriah, termasuk angkatan udara, serta dukungan langsung dari pesawat tempur Rusia.
Sejak konflik pecah pada Maret 2011, Suriah terus menghadapi militansi bersenjata yang menurut Damaskus didukung oleh negara-negara Barat dan sekutu regional mereka. Iran, yang menjadi sekutu dekat Suriah, kembali menegaskan akan berdiri di garis depan untuk memastikan kedaulatan Damaskus tetap terjaga.