Israel dan Hamas Sepakat Tukar Sandera
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Dunia - Israel mengumumkan kesepakatan terkait pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas. Kesepakatan ini disampaikan oleh kantor PM Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa 50 sandera yang terdiri dari perempuan dan anak-anak akan dibebaskan selama empat hari dan selama itu akan ada jeda dalam pertempuran.
Dikutip dari laman Voice of America, Rabu (22/11/2023) pembebasan pertama para sandera diperkirakan akan dilakukan pada Kamis, 23 November.
Pemberlakuan kesepakatan itu harus menunggu 24 jam untuk memberi kesempatan kepada warga Israel untuk meminta Mahkamah Agung Israel memblokir pembebasan tahanan Palestina, kata sejumlah laporan.
Sejauh ini, Hamas baru membebaskan empat sandera: warga negara AS Judith Raanan (59 tahun) dan putrinya, Natalie Raanan (17 tahun), pada 20 Oktober, dengan “alasan kemanusiaan,” dan warga negara Israel Nurit Cooper (79 tahun) dan Yocheved Lifshitz (85 tahun) pada 23 Oktober.
Sayap bersenjata kelompok militan Palestina Jihad Islam, yang berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober bersama Hamas, mengatakan pada Selasa malam bahwa salah satu sandera Israel yang mereka sandera sejak serangan 7 Oktober ke Israel telah tewas.
“Kami sebelumnya menyatakan kesediaan kami untuk melepaskannya karena alasan kemanusiaan, namun musuh mengulur waktu dan hal ini menyebabkan kematiannya,” kata Brigade Al Quds di saluran Telegramnya.
Kekejaman Israel Terus Terjadi
Ketika perhatian terfokus pada kesepakatan pembebasan sandera, pertempuran di lapangan terus berkecamuk. Pejabat otoritas kesehatan Gaza Mounir Al-Barsh mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa militer Israel memerintahkan evakuasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara.
Israel, sebut Al-Barsh, menuduh militan beroperasi dari Rumah Sakit Indonesia dan mengancam akan mengambil tindakan terhadap mereka dalam waktu empat jam.
Sebelumnya, Israel telah mengepung dan menyerang Rumah Sakit Al-Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Mereka membuat klaim senada bahwa Hamas mendirikan pos komando militer di sana, tuduhan yang telah dibantah manajemen rumah sakit dan Hamas sendiri.
Selain rumah sakit, Israel mengaku telah mengepung kamp pengungsi Jabalia.
Kantor berita Palestina WAFA pada Selasa melaporkan bahwa 33 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel Jabalia.
Di Gaza selatan, media yang berafiliasi dengan Hamas mengatakan 10 orang tewas dan 22 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel terhadap sebuah apartemen di Khan Younis. [liputan6.com]