Israel tembaki warga Palestina dengan peluru tajam
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM, Ramala - Pasukan Israel langsung menembaki warga Palestina, Jumat, ketika mereka berbaris dalam demonstrasi damai menuntut hak untuk kembali bagi pengungsi. Lebih 16 warga sipil meninggal terkena peluru zionis yahudi itu,
Kepala ruang gawat darurat di Kompleks Medis Al-Shifa Gaza City, kepada media, menyebutkan beberapa korban luka sempat dilarikan ke rumah sakit. Mereka tertembak di kepala dan dada oleh pasukan Israel yang menggunakan peluru tajam untuk menembak mati warga Palestina ketika mereka berkumpul di sepanjang perbatasan timur Gaza dengan Israel. Al-Sahbani mengatakan beberapa korban luka parah yang dibawa ke rumah sakit telah ditembak di kepala dan dada.
Lebih dari 200 warga Palestina dengan luka-luka peluru di kaki mereka telah dibawa ke rumah sakit sejak Jumat (30/3). Al-Sahbani mengatakan ruang operasi di rumah sakit penuh dengan orang-orang yang terluka mengantri dan jumlah yang terluka melebihi kapasitas di pusat kesehatan di Gaza.
Dia meminta organisasi kemanusiaan untuk membantu perawatan intensif, tambahan ruang operasi dan persediaan medis untuk mengobati mereka yang terluka. Palang Merah Palestina mengatakan 118 orang terluka di kota-kota Ramallah, Nablus, Qalqilya dan Jericho. Mereka terluka karena peluru tajam, peluru plastik dan sebagian besar korban terkena gas air mata.
Sebelumnya puluhan ribu warga Palestina di Jalur Gaza yang diblokade berkumpul di perbatasan Jumat untuk menegaskan kembali hak mereka untuk kembali ke rumah mereka di Palestina yang bersejarah.
Demonstrasi massal hari Jumat itu dimaksudkan untuk menekan Israel mencabut blokade yang sudah dilakukan lebih dari satu dekade di Jalur Gaza yang dikelola Hamas.
Puluhan ribu warga Gaza berbaris sepanjang 45 kilometer (28 mil) di perbatasan Timur dengan Israel untuk menuntut hak mereka kembali ke rumah leluhur di Palestina yang bersejarah.
Israel mengerahkan ribuan pasukan di sepanjang perbatasan untuk mengantisipasi demonstrasi massa. Dijuluki "Great Return March", unjuk rasa itu juga dimaksudkan untuk menekan Israel mencabut blokade selama satu dasawarsa di Gaza.
Rally telah didukung oleh hampir semua faksi politik Palestina, yang telah berulang kali menekankan sifat damai acara tersebut. Sejak 2007, Jalur Gaza telah diblokade Israel / Mesir yang akibatnya melumpuhkan perekonomian dan kebebasan rakyat Palestina.
Ribuan warga Palestina berkumpul di dekat area Khan Yunis untuk melakukan aksi dibawah nama "Great Return March" di Kota Gaza, 30 Maret 2018 (Mustafa Hassona)
Dunia Kutuk Kebiadaban Israel
Perdana Menteri Maroko Saadeddine Al-Othmani bergabung dengan sejumlah pemimpin dunia pada Jumat dalam solidaritas Palestina di tengah serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza, mengutuk serangan biadab tersebut.
Setidaknya 14 demonstran Palestina menjadi martir dan 1.500 lainnya terluka dalam serangan terhadap demonstrasi damai.
Seorang petani Palestina juga menjadi martir ketika sebuah tembakan artileri Israel menghantam tanahnya di Jalur Gaza selatan.
"Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 14 orang menjadi martir dan lebih dari 1400 orang terluka dalam bentrokan dengan Israel Zionis. Kami menantikan hari ketika Palestina akan mencapai kebebasan dan negara mereka merdeka ," cuit Al-Othmani melalui media sosial Twitter.
Dia juga menyampaikan belasungkawa bagi mereka yang tewas dalam serangan dan berharap pemulihan bagi yang terluka.
Sementara Kuwait juga mengutuk serangan terhadap demonstran Palestina, demikian diungkapkan sumber resmi di kementerian luar negeri negara itu Jumat.
"Kuwait telah mengikuti, dengan perasaan duka, laporan tentang serangan brutal Israel terhadap demonstran Palestina yang bertentangan dengan resolusi internasional dan pelanggaran semua norma internasional," kantor berita resmi KUNA Kuwait mengutip sumber tersebut.
Laporan KUNA juga mengatakan Kuwait "meminta Dewan Keamanan PBB untuk memikul tanggung jawab historisnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dan memerangi segera praktik represif Israel terhadap Palestina."
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Qatar mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras serangan Israel yang menggunakan peluru tajam dan mengatakan Israel meningkatkan ketegangan melalui upaya militernya sebagai hal berbahaya dan melanggar perjanjian dan resolusi internasional.
Kecaman juga datang dari kementerian luar negeri Mesir dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.
Sejak 2007, Jalur Gaza telah menderita karena mengalami blokade Israel/Mesir . Blokade itu melumpuhkan kawasan tersebut sehingga menghancurkan ekonomi masyarakat Palestina. (berbagai sumber)