JK: Taliban Gak Hebat
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menyebutkan pasukan Taliban tidaklah kuat seperti yang digembar-gemborkan, melainkan karena tentara nasional Afghanistan memilih mundur.
Seperti diketahui, kelompok Taliban resmi menguasai Afghanistan. Kelompok yang berhaluan Islam konservatif itu telah memegang wilayah ibu kota Kabul dan mulai menduduki kantor kepresidenan negara itu.
"Bahkan sebenarnya Amerika Serikat yang mengharapkan perang saudara dengan pemerintah Afghanistan dan Taliban. Setelah AS mau pergi dan Taliban maju, tentara pemerintah tidak ada yang melawan karena tidak ada yang mau perang saudara. Jadi bukan Taliban hebat, tapi tentara (Afghanistan) mundur," kata JK dalam diskusi "Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia", Sabtu (21/8/2021).
Afghanistan menurutnya adalah bangsa yang kuat dan hebat karena berhasil mengusir setiap penjajah yang berniat menguasai negara tersebut. Afghanistan mampu melawan tiga negara besar yang mencoba untuk menguasainya.
Bahkan, selama 20 tahun AS telah berperang di negara tersebut dan menghabiskan US$ 2 triliun, atau setara 12 tahun anggaran Indonesia hanya untuk menghabisi kelompok Taliban.[CNBC Indonesia]
"Semuanya mau keluar dari jebakan perang ini. Banyak yang mengatakan Taliban hebat, mereka mau damai, ingin power sharing semuanya. Tapi yang paling resah di Afghanistan adalah AS, yang pada akhir tahun lalu disetujui mereka akan meninggalkan Afghanistan dan itu keresahan karena itu perang yang terlama selama sejarah AS dan tidak bisa dimenangkan," jelas JK.
Keresahan ini membuat negara Adidaya tersebut mengharapkan perang saudara dengan pemerintah Afghanistan dan Taliban. Kondisi saat ini menurutnya pun solusi yang terbaik mencegah terjadinya perang saudara.
"Makanya, terjadilah sekarang ini Taliban menduduki Kabul. Untuk itu, saya minta Menlu mencabut gelar teroris Afghanistan ke PBB," ujarnya.
Amerika Serikat bahkan menurutnya mundur teratur menghadapi Afghanistan meski telah menghabiskan banyak dana. Setelah peristiwa penyerangan 11 September 2001 di New York, AS, JK menilai tindakan pemerintahan AS kepada Afghanistan tidak memiliki motif yang jelas.
"AS berperang di Afghanistan juga tidak jelas tujuannya. Kan sebenarnya ada tiga kelompok, AS, pemerintah Afghanistan dan Taliban, tapi perang sebenarnya antara Taliban dan AS. Sudah 20 tahun AS berperang menghabiskan US$ 2 triliun, ini setara Rp 30 ribu triliun atau 12 tahun anggaran kita, hanya untuk menghabisi kelompok Taliban," papar JK.
Sebelumnya, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menarik pasukan militer AS dari Afghanistan diduga menjadi alasan kuat Taliban bangkit dan menimbulkan kekacauan. Namun, Biden menolak untuk disalahkan.
Mengutip Reuters, Sabtu (21/8/2021), Biden menegaskan bahwa keputusannya menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan adalah untuk menghentikan peperangan. Ia mengaku ikut terkejut dengan serangan mendadak dari Taliban yang begitu cepat mengambil alih Afghanistan.