kip lhok
Beranda / Berita / Dunia / Jumpa Pejabat Pentagon, Panglima TNI Dorong Perdamaian di LCS

Jumpa Pejabat Pentagon, Panglima TNI Dorong Perdamaian di LCS

Jum`at, 18 September 2020 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menerima kunjungan pejabat Kemenhan AS James H Anderson, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis 17/9). (Foto: Puspen TNI)



DIALEKSIS.COM | Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mendorong penyelesaian damai terkait masalah di Laut China Selatan saat bertemu pihak Kementerian Pertahanan Amerika Serikat alias Pentagon.

Hal itu dikatakannya saat menerima kunjungan Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James H Anderson di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (17/9).

Dalam kunjungan itu, Anderson didampingi Deputy Chief of Mission Heather Variava, Deputy Assistant Secretary of Defense (DASD) Reed Werner, dan Acting Atase Pertahanan Capt (N) Stacey Prescott.

Sementara, Panglima TNI didampingi oleh Asistenn Perencanaan Umum, Asisten Operasi, Wakil Kepala Badan Intelijen Startegis TNI, dan Kepala Pusat Kerjasama Internasional TNI.

Dalam pertemuan itu, keduanya membahas sejumlah isu. Pertama, pentingnya nilai strategis Laut China Selatan. Pendekatan perdamaian pun didorong untuk menyelesaikan masalah di kawasan ini.

"Terkait kawasan, kedua pejabat sepakat bahwa Laut China Selatan memiliki nilai strategis, tidak hanya bagi Asia Tenggara, tetapi juga bagi dunia internasional," demikian dikutip dari keterangan resmi TNI yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (18/9).

"Dengan demikian setiap permasalahan di wilayah tersebut hendaknya diselesaikan dengan mengedepankan pendekatan perdamaian berdasarkan prinsip saling menghormati dan saling percaya," lanjut keterangan tersebut.

Kedua, pembahasan kelanjutan kerjasama yang selama ini telah terjalin antara AS dengan TNI yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Pertemuan tersebut sekaligus memastikan kerja sama akan kembali dilanjutkan, terutama dalam bidang pendidikan.

"Kegiatan kerjasama yang tertunda akibat pandemi Covid-19 akan tetap berlanjut, " tulis pernyataan itu.

Ketiga, penanganan pandemi Covid-19, karena hal itu terkait dengan kelanjutan kegiatan dalam hubungan kedua negara.

"Kedua pejabat berharap Pandemi Covid-19 dapat segera berakhir, sehingga berbagai kegiatan bilateral dapat kembali dilanjutkan," menurut keterangan itu.

Keempat, penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di pantai barat Amerika Serikat. Hadi pun menyampaikan keprihatinannya atas bencana di Negeri Paman Sam itu.

Tak lupa, Hadi menjelaskan kepada Anderson soal kerjasama pihaknya dengan Polri, instansi terkait, dan masyarakat dalam penanganan berbagai bencana di Indonesia pada periode 2018-2019.

"Di akhir pertemuan, keduanya berharap kerjasama Indonesia-AS akan ditingkatkan dan semakin kuat," tandas rilis TNI itu.

Diketahui, konflik di Laut China Selatan terkait dengan klaim wilayah, terutama oleh China berdasarkan nine dash line atau sembilan garis putus-putus yang diakui berdasarkan sejarah.

Akibatnya, teritori negara lain, seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, bahkan Indonesia, terdampak. Indonesia sendiri sudah menolak klaim tersebut karena tak sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut atau UNCLOS.

Klaim wilayah itu sendiri membuat kawasan memanas. Amerika Serikat, yang memiliki pangkalan militer di Filipina, unjuk kekuatan. China, yang hubungannya tengah memanas dengan AS, terutama terkait perang dagang, meradang.

Alhasil, Laut China Selatan pun bak menjadi proxy baru bagi dua negara dengan kekuatan militer besar itu.

China sendiri menebar pengaruh kepada negara kawasan dengan, misalnya, menawarkan bantuan terkait penanganan pandemi Covid-19. Beberapa kali, Menteri Pertahanan China Wei Fenghe bertemu Menhan RI Prabowo Subianto.



Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda