kecelakaan Pesawat di Kathmandu Dilaporkan Karena Salah Mendarat
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Kathmandu - Teka-teki penyebab jatuhnya Pesawat milik maskapai Bangladesh US-Bangla Airlines di Bandara Tribhuvan Kathmandu, Nepal, mulai terjawab. Seperti diberitakan CNN Senin (12/3), General Manager Bandara Tribhuvan Raj Kumar Chhetri berkata, pesawat tersebut salah mendarat.
Chhetri menjelaskan, otoritas bandara sebenarnya sudah memberi izin kepada pesawat untuk mendarat dari sisi selatan landasan pacu.
"Entah kenapa, mereka memutuskan untuk mendarat di sisi sebelah utara landasan. Saat ini kami masih menyelidikinya," beber Chhetri.
Kotak hitam pesawat, yang berisi rekaman suara pilot serta data penerbangan, dilaporkan berhasil diselamatkan.
Sementara itu, seorang saksi mata bernama Amanda Summers bercerita, pesawat bernomor penerbangan BS 211 tersebut itu terbang terlalu rendah.
Warga negara Amerika Serikat (AS) yang tinggal di Kathmandu berkata, dia melihat pesawat tersebut ketika berada di atas atap rumahnya.
"Saya mengira, pesawat itu terbang rendah karena adanya awan tebal di hadapannya," beber Summers.
Namun, pesawat tersebut tiba-tiba berubah haluan sangat cepat dan menuju ke arah rumah Summers, sebelum kembali kehilangan ketinggian dan jatuh.
"Saat itu saya sempat melihat percikan kecil. Namun, muncul percikan kedua yang jauh lebih besar. Berikutnya, yang saya lihat hanya asap hitam," tutur Summers.
Sebelumnya, pesawat yang ada lepas landas dari Dhaka itu tergelincir dan jatuh di lapangan sepak bola terdekat.
Tim penyelamat berupaya memotong badan pesawat yang terbalik dan hangus terbakar untuk menarik korban keluar. Penumpang lain ditemukan terkubur di bawah puing-puing yang berserakan.
"40 orang tewas di lokasi dan 9 lainnya meninggal di dua rumah sakit di Kathmandu," kata juru bicara polisi Manoj Neupane.
Juru bicara maskapai Kamrul Islam mengatakan, 33 penumpang merupakan warga Nepal, 32 orang berasal dari Bangladesh, satu orang warga negara China, dan satu orang dari Maladewa.
Media lokal melaporkan, banyak penumpang asal Nepal merupakan mahasiswa yang pulang ke rumah untuk berlibur.
Bandara Kathmandu sempat ditutup sebentar setelah peristiwa kecelakaan itu.
Merujuk kepada situs Flightradar24, pesawat US-Bangla Airlines berjenis Bombardier Dash 8 Q400, dan diklaim sebagai pesawat dengan mesin turbo paling modern. (Kompas)