Selasa, 04 November 2025
Beranda / Berita / Dunia / Kemlu RI Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kerusuhan Pascapemilu Tanzania

Kemlu RI Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Kerusuhan Pascapemilu Tanzania

Senin, 03 November 2025 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI di Pejambon, Jakarta Pusat. [Foto: Humas Kemlu]


DIALEKSIS.COM | Jakarta -Kementerian Luar Negeri RI secara resmi memastikan, tidak ada Warga Negara Indonesia yang menjadi korban dalam gelombang unjuk rasa, dan kerusuhan besar yang melanda Tanzania menyusul penyelenggaraan pemilu umum.

Pernyataan resmi ini disampaikan Kemlu RI melalui akun media sosial X, Sabtu (1/11/2025). Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Kemlu RI bersama dengan KBRI Dar Es Salaam, aktif memantau perkembangan kondisi keamanan di Tanzania serta memastikan keselamatan seluruh WNI yang berada di wilayah tersebut.

Data terbaru mencatat setidaknya terdapat 112 WNI yang menetap di Tanzania per September 2025, dengan sebaran terbesar berada di wilayah Dar Es Salaam dan Zanzibar.

Meskipun situasi saat ini dinyatakan aman bagi WNI, pihak Kementerian Luar Negeri tetap memberikan imbauan khusus mengingat kondisi keamanan di Tanzania yang belum sepenuhnya stabil.

WNI yang berada di Tanzania diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan, secara proaktif menghindari area kerumunan massa, serta mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat.

Dalam rangka antisipasi, Kemlu RI juga menginstruksikan seluruh WNI untuk segera menghubungi KBRI Dar Es Salaam melalui saluran telepon darurat +255-78-60098701 jika menghadapi situasi darurat atau membutuhkan bantuan.

Unjuk rasa besar-besaran itu merebak menjelang pemilihan umum Tanzania yang digelar pada Rabu 29 Oktober 2025 waktu setempat. Pemilu itu bertujuan untuk memilih presiden, anggota Majelis Nasional, dan anggota legislatif daerah.

Gelombang protes yang berlanjut hingga berita ini diturunkan dipicu oleh kekecewaan para pemilih atas tidak adanya kompetisi berarti dalam pemilu, menyusul diskualifikasi calon presiden dari kelompok oposisi.

Media lokal melaporkan korban jiwa telah mencapai 700 warga Tanzania tewas hanya dalam tiga hari unjuk rasa berlangsung. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI