Sabtu, 26 Juli 2025
Beranda / Berita / Dunia / Konflik Thailand-Kamboja Memanas, Jet Tempur Beraksi

Konflik Thailand-Kamboja Memanas, Jet Tempur Beraksi

Jum`at, 25 Juli 2025 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Tangkapan layar dari video amatir warga yang diunggah ke Facebook, menunjukkan asap mengepul dari atap toko sebelah pom bensin di Provinsi Sisaket, Thailand, setelah terkena tembakan roket Kamboja, ketika pertempuran Thailand-Kamboja berkecamuk pada Kamis, 24 Juli 2025. Update Situasi Terkini Perang Thailand dan Kamboja (FACEBOOK/CHATCHAK RATSAMIKAEO via AFP)


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Perang meletus antara Thailand dengan Kamboja buntut dari rentetan konflik di perbatasan.

Kedua negara saling melancarkan serangan bersenjata pada Kamis (24/7) waktu setempat, menggunakan jet tempur, artileri, drone, hingga roket.

Konflik terbaru ini terjadi di kawasan Segitiga Zamrud, titik pertemuan perbatasan Thailand, Kamboja, dan Laos yang menjadi rumah bagi sejumlah kompleks candi kuno.

Perselisihan atas wilayah ini telah berlangsung selama puluhan tahun dan telah beberapa kali berujung pada bentrokan senjata, termasuk insiden penembakan yang menewaskan seorang tentara Kamboja pada Mei lalu.

Pada Kamis pagi, Kamboja menembakkan roket dan artileri ke wilayah Thailand.

Sebagai respons, militer Thailand mengerahkan enam jet tempur F-16 dari Provinsi Ubon Ratchathani untuk melancarkan serangan udara terhadap dua target militer Kamboja.

"Dua target militer di wilayah Kamboja telah dihantam," ujar Wakil Juru Bicara Militer Thailand, Kolonel Ritcha Suksuwanon.

Serangan artileri Kamboja menghantam sebuah rumah di wilayah Thailand, menewaskan satu warga sipil dan melukai tiga orang lainnya, termasuk seorang anak berusia lima tahun.

Kedua negara saling menyalahkan atas awal mula bentrokan yang terjadi di dekat dua kompleks candi perbatasan, antara Provinsi Surin di Thailand dan Oddar Meanchey di Kamboja.

"Kami tidak punya pilihan selain mempertahankan kedaulatan wilayah kami," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata.

Ia menuduh Thailand melanggar kedaulatan wilayah Kamboja dengan melancarkan serangan bersenjata lebih dahulu. Di sisi lain, militer Thailand menyatakan Kamboja yang lebih dahulu memulai serangan.

Menurut laporan militer, bentrokan bermula sekitar pukul 07.35 pagi waktu setempat, saat satuan penjaga Candi Ta Muen mendengar suara drone Kamboja.

Tak lama kemudian, enam tentara Kamboja bersenjata, termasuk satu yang membawa pelontar granat, terlihat mendekati pagar kawat berduri di depan pos Thailand.

Setelah diberi peringatan oleh pasukan Thailand, sekitar pukul 08.20, tembakan dilepaskan oleh pasukan Kamboja ke arah timur kompleks candi, sekitar 200 meter dari posisi pasukan Thailand.

Hubungan diplomatik memburuk

Situasi makin panas setelah sebelumnya Thailand mengusir Duta Besar Kamboja dan menarik pulang diplomatnya dari Phnom Penh.

Langkah itu diambil usai lima anggota patroli militer Thailand terluka akibat ranjau darat yang menurut hasil investigasi militer diduga baru ditanam oleh pihak Kamboja, klaim yang dibantah oleh Phnom Penh.

Menanggapi tindakan Thailand, Kamboja menurunkan hubungan diplomatik ke level terendah, menarik hampir seluruh diplomatnya dari Bangkok dan mengusir perwakilan diplomatik Thailand dari Phnom Penh.

Sementara itu, kantor Perdana Menteri Thailand menyatakan situasi harus ditangani dengan hati-hati dan sesuai hukum internasional.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk menjaga kedaulatan negara," kata Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai.

Kedutaan Besar Thailand di Kamboja telah mengajukan seluruh warganya untuk segera meninggalkan wilayah Kamboja kecuali memiliki alasan mendesak untuk tetap tinggal. [CNN Indonesia]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI