DIALEKSIS.COM | Seoul - Korea Selatan mengusulkan perundingan dengan Korea Utara untuk memperjelas garis perbatasan kedua negara dan meredakan ketegangan militer. Korea Selatan mengatakan pada hari Senin (17/11/2025) bahwa intrusi perbatasan yang berulang oleh tentara Korea Utara telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya bentrokan bersenjata.
Militer Korea Selatan mengatakan telah melepaskan tembakan peringatan untuk mengusir pasukan Korea Utara yang melanggar garis demarkasi militer perbatasan berkali-kali sejak mereka mulai terlibat dalam upaya peningkatan pertahanan garis depan tahun lalu. Korea Utara membantahnya dan mengancam akan memberikan tanggapan yang tidak disebutkan, dengan mengatakan bahwa tentaranya bekerja di wilayah Korea Utara.
Kim Hong-Cheol, Wakil Menteri Kebijakan Pertahanan Nasional Korea Selatan, mengatakan pada hari Senin bahwa Korea Selatan menawarkan perundingan militer untuk mencegah bentrokan bersenjata yang tidak disengaja dan meredakan ketegangan dengan Korea Utara.
Kim mengatakan bahwa intrusi perbatasan Korea Utara kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan pandangan kedua negara terkait garis perbatasan, karena banyak pos garis demarkasi militer yang didirikan pada akhir Perang Korea 1950-1953 telah hilang.
Tidak jelas apakah Korea Utara akan menerima seruan Korea Selatan untuk berdialog, karena negara itu telah menghindari segala bentuk dialog dengan Korea Selatan dan AS sejak diplomasi nuklir berisiko tinggi antara pemimpinnya, Kim Jong Un, dengan Presiden AS Donald Trump, gagal pada tahun 2019.
Beberapa pengamat mengatakan tawaran Korea Selatan untuk berdialog merupakan bagian dari upaya pemerintah liberal yang dipimpin oleh Presiden Lee Jae Myung untuk membuka kembali saluran komunikasi dengan Korea Utara.
Tahun lalu, Kim menyatakan bahwa Korea Utara mengabaikan tujuan jangka panjangnya, yaitu penyatuan damai antara kedua Korea, dan memerintahkan penulisan ulang konstitusi Korea Utara untuk menandai Korea Selatan sebagai musuh abadi. Militer Korea Selatan mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi Korea Utara menambahkan penghalang anti-tank dan menanam lebih banyak ranjau di daerah perbatasan.
Perbatasan Korea yang panjangnya 248 kilometer (155 mil) dan lebarnya empat kilometer (2,5 mil) merupakan salah satu perbatasan dengan persenjataan terlengkap di dunia.
Diperkirakan 2 juta ranjau tersebar di dalam dan di dekat perbatasan, yang juga dijaga oleh pagar kawat berduri, jebakan tank, dan pasukan tempur di kedua sisi. Ini adalah warisan Perang Korea, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. [AP]