DIALEKSIS.COM | India - Setidaknya 36 orang dipastikan tewas setelah ledakan dahsyat memicu kebakaran di sebuah pabrik farmasi di negara bagian Telangana, India selatan.
"Kondisi jenazah sangat parah sehingga kami harus mengerahkan tim medis khusus untuk melakukan tes DNA," kata Menteri Kesehatan dan Kabinet Medis Telangana Damodar Raja Narasimha pada hari Selasa (1/7/2025).
Sebuah panel pemerintah telah dibentuk untuk menyelidiki penyebab bencana tersebut.
Ledakan, yang terjadi pada Senin (30/6/2025) sore di sebuah fasilitas yang dikelola oleh Sigachi Industries, terjadi di unit pengering semprot pabrik tersebut, bagian yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi bubuk untuk pembuatan obat. Pabrik tersebut terletak sekitar 50 km (31 mil) dari Hyderabad, ibu kota negara bagian tersebut.
Pihak berwenang menemukan 34 jenazah dari reruntuhan, sementara dua pekerja lainnya meninggal karena luka-luka di rumah sakit, menurut direktur pemadam kebakaran Telangana, GV Narayana Rao.
“Seluruh bangunan telah runtuh. Api telah terkendali dan kami terus membersihkan puing-puing untuk berjaga-jaga jika ada lebih banyak orang yang terjebak,” katanya kepada kantor berita Associated Press.
Dua puluh lima korban tewas belum diidentifikasi, kata seorang pejabat administrasi distrik, P Pravinya.
Sekitar 36 pekerja masih dirawat di rumah sakit dengan luka bakar dan luka-luka lainnya. Pejabat polisi mengatakan bahwa lebih dari 140 orang sedang bekerja di pabrik tersebut ketika insiden itu terjadi.
Penduduk setempat melaporkan mendengar ledakan dari beberapa kilometer jauhnya.
Insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran baru tentang keselamatan industri di sektor farmasi India yang sedang berkembang pesat. Meskipun negara ini memiliki reputasi sebagai pemasok global obat-obatan dan vaksin berbiaya rendah, kecelakaan fatal di unit produksi obat bukanlah hal yang jarang terjadi, khususnya di fasilitas yang menangani bahan kimia atau pelarut.
Sigachi Industries, yang berkantor pusat di India, memproduksi bahan farmasi aktif dan campuran nutrisi, serta mengoperasikan pabrik manufaktur di seluruh negeri. Perusahaan ini juga menjalankan anak perusahaan di Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat, menurut situs webnya.
Para pejabat mengatakan upaya penyelamatan dan pemulihan akan terus berlanjut hingga seluruh lokasi dibersihkan. Operasi pabrik telah ditangguhkan sambil menunggu hasil investigasi. [Aljazeera]