Rabu, 03 September 2025
Beranda / Berita / Dunia / Longsor Dahsyat di Pegunungan Marra, Lebih dari 1.000 Warga Tewas

Longsor Dahsyat di Pegunungan Marra, Lebih dari 1.000 Warga Tewas

Selasa, 02 September 2025 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Bencana longsor dahsyat melanda kawasan pegunungan Marra di Sudan barat. Foto: Istimewa/mistar


Baca artikel CNBC Indonesia "Longsor Dahsyat "Gulung" Satu Desa, 1.000 Lebih Tewas Tertimbun" selengkapnya di sini: https://www.cnbcindonesia.com/news/20250902145504-4-663667/longsor-dahsyat-gulung-satu-desa-1000-lebih-tewas-tertimbun


Download Apps CNBC Indonesia sekarang https://app.cnbcindonesia.com/


DIALEKSIS.COM | Internasional - Bencana longsor dahsyat melanda kawasan Pegunungan Marra, Sudan barat, pada Minggu (31/8/2025). Lebih dari 1.000 penduduk dilaporkan meninggal dunia, sementara hanya satu orang yang berhasil selamat.

Informasi tersebut disampaikan oleh kelompok pemberontak Sudan Liberation Movement/Army (SLM), yang menguasai wilayah pegunungan tersebut. Menurut mereka, seluruh sebuah desa terkubur material longsor usai diguyur hujan deras.

“Informasi awal menunjukkan seluruh penduduk desa, yang diperkirakan lebih dari seribu orang, meninggal dunia. Hanya ada satu orang yang berhasil selamat,” demikian bunyi pernyataan SLM yang dipimpin Abdelwahid Nour, dikutip Reuters, Selasa (2/9/2025).

SLM menegaskan desa itu kini “benar-benar rata dengan tanah” dan meminta bantuan segera dari PBB serta lembaga kemanusiaan internasional untuk mengevakuasi jenazah para korban, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak.

Musibah ini menambah penderitaan rakyat Sudan yang masih terjebak dalam perang saudara yang telah berlangsung tiga tahun terakhir. Konflik berkepanjangan itu telah memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Kelaparan telah dinyatakan di sejumlah wilayah Darfur, sementara pertempuran semakin intens, khususnya di El-Fasher, sejak militer Sudan menguasai ibu kota Khartoum pada Maret lalu. Ribuan penduduk yang melarikan diri dari pertempuran antara militer dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) memilih berlindung di Pegunungan Marra. Namun, kondisi wilayah itu minim pasokan makanan dan obat-obatan, membuat warga kian rentan.

Meski tidak banyak terlibat langsung dalam konflik militer dan RSF, SLM masih menguasai sejumlah bagian dari jajaran pegunungan tertinggi di Sudan.

Gubernur Darfur yang berpihak pada militer, Minni Minnawi, menyebut longsor tersebut sebagai tragedi kemanusiaan yang dampaknya melampaui batas wilayah.

“Kami memohon kepada organisasi kemanusiaan internasional untuk segera turun tangan dan memberikan dukungan pada saat kritis ini. Tragedi ini lebih besar dari apa yang mampu ditanggung rakyat kami seorang diri,” ujarnya.

Namun, akses bantuan kemanusiaan terhambat. Pertempuran yang terus berlangsung membuat banyak wilayah Darfur, termasuk lokasi longsor, sulit dijangkau oleh organisasi internasional.

Sejak pecahnya perang, puluhan ribu orang telah tewas dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi, termasuk sekitar empat juta dari Khartoum. Dalam beberapa bulan terakhir, ratusan orang kembali dilaporkan meninggal akibat serangan militer maupun paramiliter.

Warga sipil di El-Fasher menuturkan RSF melancarkan serangan paling brutal terhadap ibu kota negara bagian Darfur Utara itu, memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah parah.

Tragedi longsor di Marra memperlihatkan betapa rentannya masyarakat Sudan di tengah konflik bersenjata dan bencana alam, sekaligus menegaskan kebutuhan mendesak akan intervensi kemanusiaan global.

Keyword:


Editor :
Redaksi

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
17 Augustus - depot
sekwan - polda
damai -esdm
bpka