Beranda / Berita / Dunia / Mantan Sekjen PBB Kofi Annan Tutup Usia di Umur 80 Tahun

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan Tutup Usia di Umur 80 Tahun

Senin, 20 Agustus 2018 14:54 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM I Bern - Kofi Annan, orang Afrika kulit hitam pertama yang menjadi Sekretaris Jenderal PBB, meninggal dunia pada usia 80 tahun di rumah sakit di kota Bern, Swiss, kata salah-seorang stafnya.  

Dia telah tinggal di Jenewa selama beberapa tahun sebelum kematiannya. 

Dia "meninggal dunia dengan tenang pada hari Sabtu setelah sakit singkat", kata salah seorang pimpinan Kofi Annan Foundation pada Sabtu (18/08).

Annan menjabat dua kali Sekjen PBB dari 1997 hingga 2006, dan dia telah dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian atas aktivitas kemanusiaan yang menjadi perhatiannya.

Terakhir dia dipercaya menjadi Utusan khusus PBB untuk Suriah, memimpin upaya menemukan penyelesaian damai atas konflik di wilayah itu.

Dalam pernyataan resmi saat mengumumkan kematian, Kofi Annan Foundation menggambarkan sosok diri mantan sekjen PBB tersebut sebagai "negarawan global dan internasionalis yang sangat berkomitmen serta berjuang sepanjang hidupnya untuk dunia yang lebih adil dan lebih damai".

"Dimana ada penderitaan atau orang-orang yang membutuhkan, dia mengulurkan tangan dan menyentuh banyak orang dengan belas kasih dan empati yang mendalam. Dia tanpa pamrih menempatkan orang lain terlebih dahulu, memancarkan kebaikan, kehangatan, dan kecemerlangan dalam semua yang dia lakukan."

Dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2011 untuk upayanya memperbaiki kehidupan dunia yang lebih baik, yaitu selama periode yang bertepatan dengan Perang Irak dan menjangkitnya HIV/Aids.

Kofi Annan menggambarkan pencapaian terbesarnya dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang - untuk pertama kalinya - menetapkan target global pada isu-isu seperti kemiskinan dan kematian anak.

Bagaimanapun, Annan tidak terlepas dari kritik. Para pengkritiknya menyalahkannya atas kegagalan PBB menghentikan genosida di Rwanda pada 1990-an ketika dia memimpin pasukani penjaga perdamaian di wilayah itu.

Kemudian, setelah invasi pimpinan AS ke Irak, dia dan putranya dituduh terlibat dalam "skandal korupsi minyak untuk pangan" yang menyebabkan sebagian orang menuntut dirinya mundur, walaupun kemudian dia dibebaskan dari tuduhan itu.

Dalam wawancara dengan BBC HardTalk untuk menandai ulang tahunnya ke 80 pada April lalu, Annan mengakui kekurangan PBB, seraya mengatakan bahwa itu "dapat ditingkatkan, itu tidak sempurna tetapi jika tidak ada, Anda harus membuatnya".

"Saya sangat optimis, saya dilahirkan sebagai orang yang optimis dan akan tetap optimis," tambahnya.

Karir diplomatik Annan berlanjut setelah dia pensiun dari PBB, dan pada tahun 2007 dia mendirikan yayasan yang bertujuan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, keamanan dan perdamaian.

Setahun kemudian, reputasinya meningkat setelah dia berhasil membantu menegosiasikan kesepakatan pembagian kekuasaan untuk mengakhiri kekerasan pasca pemilu di Kenya.

Pada tahun 2012, dia diangkat sebagai ketua The Elders, kelompok advokasi perdamaian dan HAM yang dirintis oleh Nelson Mandela dari Afrika Selatan. 

Peran terbarunya sebelum meninggal adalah memimpin komisi independen untuk menyelidiki krisis Rohingya di Myanmar.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap Kofi Annan, Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh negeri selama tujuh hari, dimulai pada Senin. (BBC)


Keyword:


Editor :
Sadam

riset-JSI
Komentar Anda