Mengapa para pemimpin Arab diam atas hilangnya Khashoggi?
Font: Ukuran: - +
Reporter : Linah Alsaafin & Ramy Allahoum
Setelah digembar-gemborkan sebagai "reformer', Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman semakin sering disebut 'pembunuh' [Jacquelyn Martin / AP Photo]
DIALEKSIS.COM | Para pemimpin Arab tetap memekakkan telinga pada kasus hilangnya Khashoggi.
Hilangnya jurnalis Arab Jamal Khashoggi yang di yakini akibat pembunuhan telah membuat dunia heboh, meski demikian para pemimpin Arab telah memilih untuk tetap diam.Selama lebih dari dua minggu, tidak ada jejak Khashoggi, yang terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.
Para senator AS, anggota parlemen Inggris, pejabat Prancis dan Jerman semuanya telah menyuarakan keprihatinan mereka dan dengan gigih menuntut Arab Saudi untuk menjelaskan keberadaan Jamal Khashoggi
Sejumlah pemerintah Arab seperti Mesir , Lebanon, Yordania, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) disebutkan bersolidaritas dengan Arab Saudi, yang kini menghadapi serangan internasional atas hilangnya Khashoggi.
Khashoggi, seorang tokoh lama di pendirian Saudi yang pernah menikmati hubungan dekat dengan anggota keluarga kerajaan, telah semakin kritis terhadap kebijakan Putra Mahkota Mohammad bin Salman.
Penyelidik Turki mengungkapkan bukti yang memberatkan tentang keterlibatan 15 orang Saudi, setidaknya empat dari mereka terkait dengan Putra Mahkota Muhammad bin Salman, yang secara luas dikenal sebagai MBS.
UAE, bisa dibilang sekutu utama kerajaan di kawasan itu, adalah yang pertama kali datang mendukung Riyadh. Al Jazeera