DIALEKSIS.COM | Myanmar - Ribuan tahanan politik dibebaskan dari Penjara Insein, Yangon, Myanmar, Kamis (27/11/2025), sebagai bagian dari amnesti massal menjelang pemilihan umum 28 Desember mendatang. Setidaknya delapan bus membawa para tahanan yang disambut gembira oleh keluarga dan kerabat.
Menurut stasiun televisi pemerintah MRTV, pemerintah militer memberikan amnesti kepada 3.085 orang yang divonis terkait hukum penghasutan, serta menutup kasus 5.580 orang lainnya yang sedang dalam proses hukum. Sebanyak 724 tahanan menerima pembebasan bersyarat.
Di antara yang dibebaskan ada Kyi Toe, anggota NLD, dan jurnalis lepas Zaw Lin Htut. Namun, mantan pemimpin Aung San Suu Kyi masih tetap dipenjara, menjalani hukuman 27 tahun karena kasus yang dianggap pengkritik bermuatan politik.
Kritikus menilai pemilu Myanmar sulit berlangsung bebas dan adil karena sebagian besar pemimpin oposisi ditahan dan media dikontrol ketat oleh militer. Sejak kudeta 2021, perlawanan rakyat bertransformasi dari protes damai menjadi perjuangan bersenjata yang meluas. [AP]