Nasionalisme Turki: Panggilan Erdogan!
Font: Ukuran: - +
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, butuh nasionalisme untuk membendung serangan yang dianggap mengancam kedaulatan politik dan ekonomi Turki.
Nilai uang Turki, Lira, tiba-tiba jatuh sekitar 40 persen. Ekonomi Turki masuk ke dalam kondisi krisis. Hal ini merupakan kelanjutan dari perselisihan antara Turki dan Amerika Serikat. Lalu, AS bereaksi dengan instrumen moneter untuk menekan Lira.
Lalu, Erdogan menyatakan : "Ketika kami menangani serangan terhadap ekonomi Turki hari ini, jaminan terbesar kami adalah komitmen dan tekad setiap anggota masyarakat kami untuk memegang kemerdekaan, bangsa, dan masa depan mereka." Nasionalisme Turki hidup kembali.
Erdogan menyatakan perang ekonomi terhadap AS.
Pasalnya sederhana saja. Turki mengadili pendeta Andrew Brunson, warga negara AS dengan tuduhan sebagai teroris. Presiden AS, Donald Trump menyatakan AS tidak akan tinggal diam terhadap perkara ini.
Setelah Erdogan menyerukan panggilan nasionalisme, menariknya, terjadi penguatan nilai Lira terhadap dollar. Panggilan itu berupa setiap warga Turki untuk mengubah emas dan dolar mereka menjadi Lira.
Agaknya, panggilan Erdogan dapat dirujuk oleh Indonesia untuk mengantisipasi krisis ekonomi akibat hutang yang membengkak, dan nilai rupiah merosot.