Negara Barat Siap Serang Suriah, Sekjen PBB Gelar Rapat Darurat
Font: Ukuran: - +
Sekjen PBB Antonio Guterres (Foto: voaindonesia.com)
DIALEKSIS.COM, New York- Sekjen PBB Antonio Guterres memanggil duta besar dari anggota tetap Dewan Keamanan (DK), yaitu Inggris, Prancis, Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China, untuk menggelar rapat darurat, Kamis (12/4/2018), terkait memanasnya situasi.
Sebelumnya DK PBB gagal mencapai solusi untuk menindaklanjuti dugaan penggunaan senjata kimia dalam serangan di Douma, Ghouta Timur, pada Sabtu pekan lalu. Aksi saling veto atas draf usulan resolusi untuk membentuk tim penyelidikan yang ditawarkan masing-masing kubu yakni AS dan Rusia, menambah situasi tak menentu.
Guterres menyayangkan perkembangan yang terjadi dan menganggap situasi yang terjadi sudah keluar dari kontrol. AS berkali-kali menegaskan siap mengerahkan kekuatan militer untuk menyerang Suriah. Demikian dengan Rusia yang menyatakan siap menangkal rudal-rudal AS. Aksi saling mengancam antara AS dan Rusia pun tak terhindarkan.
"Hari ini saya memanggil para duta besar dari lima anggota tetap Dewan Keamanan untuk menyampaikan keprihatinan yang mendalam untuk kesekian kalinya mengenai risiko kebuntuan saat ini dan menekankan perlunya menghindari situasi yang semakin tak terkendali," kata Guterres, dikutip dari AFP.
Trump mengatakan siap menyerang Suriah sesegera mungkin. Jika mengikuti pola saat menyerang Suriah pada tahun lalu, diperkirakan AS akan memulai dengan menembakkan rudal dari kapal-kapal perang di Laut Mediterania.
Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Direktur CIA Mike Pompeo bertemu di Gedung Putih pada Rabu kemarin untuk membahas opsi penyerangan.
Inggris juga mengambil ancang-ancang. Perdana Menteri Theresa May hari ini memaggil para menteri senior untuk membahas serangan ke Suriah. Bersama Prancis, Inggris akan berpartitipasi di bawah pasukan kaolisi yang dipimpin AS.
Selain ketiga negara itu, Arab Saudi juga siap mengerahkan pasukannya. Putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman saat berada di Prancis mengatakan, opsi militer terbuka dilakukan jika pasukan Suriah terbukti menggunakan senjata kimia. (inews.id)