Netanyahu Ngotot, AS Tolak Klaim Israel atas Dataran Golan
Font: Ukuran: - +
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (AP/DEBBIE HILL)
DIALEKSIS.COM | Dunia - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Dataran Tinggi Golan akan tetap menjadi milik negaranya.
Hal itu diungkapkan Netanyahu merespons pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken yang menolak klaim Israel atas Dataran Tinggi Golan.
"Sejauh yang saya ketahui, Dataran Tinggi Golan akan selamanya menjadi bagian dari Negara Israel, bagian yang berdaulat," kata Netanyahu, Selasa (9/2) seperti dikutip dari Reuters.
"Apa, haruskah kita mengembalikannya ke Suriah? Haruskah kita mengembalikan Golan ke situasi di mana pembantaian massal berbahaya?"
Suriah telah lama menuntut Golan dikembalikan dan pencaplokan sepihak Israel di wilayah itu tidak diakui secara internasional.
Menlu AS pada Senin mengatakan bahwa dia melihat kendali atas Golan sangat penting bagi keamanan Israel. Akan tetapi, kata dia, AS tetap berhati-hati dalam mengakui kedaulatan Israel atas wilayah itu.
"Golan sangat penting bagi keamanan Israel tetapi pertanyaan soal hukum adalah hal lain," kata Blinken kepada CNN, Senin (8/2).
Dua tahun lalu, mantan Presiden AS Donald Trump menandatangani dekrit yang mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang diduduki Golan, Suriah.
Wilayah itu dianeksasi tahun 1981 dalam sebuah pergerakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Suriah menggambarkan keputusan Trump saat itu sebagai pelanggaran terhadap kedaulatannya.
Israel dan Suriah yang secara teknis masih berperang, dipisahkan oleh perbatasan de facto di Dataran Tinggi Golan.
Dataran itu direbut dan diduduki secara ilegal dari Suriah dalam Perang Enam Hari pada 1967 [cnnindonesia].