Oposisi Sebut Kemenangan Erdogan Bawa Turki Masuki Rezim Berbahaya
Font: Ukuran: - +
Dialeksis.com - Muharrem Ince, lawan utama Tayyip Erdogan menyatakan menerima kekalahan dalam pemilihan umum di Turki. Meski demikian, dia memperingatkan kemenangan Erdogan membawa Turki ke sebuah rezim berbahaya, yang dikuasai oleh satu orang.
Ince, calon presiden dari Partai Rakyat Republik (CHP) menuturkan, meskipun pemilu di Turki berjalan tidak sepenuhnya adil, namun dia menerima dengan sepenuh hari kekalahan dari Erdogan.
CHP dan kelompok-kelompok hak asasi internasional telah mengeluhkan tentang apa yang mereka lihat sebagai kondisi kampanye yang tidak setara di Turki.
"Saya telah menerima hasil ini," kata Ince dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (25/6). Dia mencatat tidak ada perbedaan yang signifikan antara angka resmi dan yang dikumpulkan oleh partainya sendiri.
Seperti diketahui, Erdogan sendiri memenangkan 52,5 persen suara dalam pemilihan presiden. Sementara itu, Ince hanya memenangkan 31 persen suara dalam pemilu kali ini.
Pemilu presiden dan parlemen Turki yang digelar kemarin merupakan pemilu bersejarah, karena merupakan pemilu pertama di bawah sistem konsitusi baru, yakni presidensial.
Dalam sebuah pernyataan, Erdogan dan partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) menyebut kemenangan ini sebagai kemenangan rakyat Turki dan berharap hasilnya tidak dicurangi.
Erdogan bersama AKP sejatinya telah memerintah Turki selama lebih dari 15 tahun, baik sebagai perdana menteri maupun presiden. Dengan berdiri di atas bus, Erdogan berbagi kebahagiaan dengan para pendukungnya yang bersorak di Istanbul, kota terbesar di negara tersebut. (Sindonews)