Tidak ada obat untuk polio dan hanya dapat dicegah melalui vaksinasi [File: Akhtar Soomro / Reuters]

DIALEKSIS.COM | Papua Nugini - Seorang bocah enam tahun di Port Moresby adalah orang ke-10 di negara itu yang didiagnosis mengidap penyakit ini sejak kemunculannya kembali.

Papua Nugini ( PNG ) sedang bersiap untuk kampanye vaksinasi nasional untuk melindungi warga terhadap polio 18 tahun setelah penyakit itu diberantas dari negara itu.

Inisiatif, yang diselenggarakan oleh pemerintah PNG dan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), bertujuan untuk menghentikan penyebaran penyakit setelah 10 kasus dikonfirmasi di negara ini.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan PNG mengkonfirmasi kasus kesepuluh di Port Moresby, ibu kota negara Pasifik barat daya yang miskin itu.

Kesembilan kasus sebelumnya telah dilaporkan di daerah terpencil, dengan yang pertama pada bulan Juni.

Menanggapi kasus yang ditemukan di Port Moresby, Pasco Kase, sekretaris departemen kesehatan nasional PNG mengatakan pihak berwenang akan meluncurkan kampanye vaksinasi darurat.

"Kampanye polio nasional akan dimulai pada 1 Oktober," tambahnya.

"Ini sangat memprihatinkan. Setiap kasus baru polio bukan hanya statistik. Ini mewakili seorang anak yang akan lumpuh secara permanen," kata Kase.

Luo Dapeng, perwakilan PNG WHO, menyebut kasus terbaru "mengkhawatirkan" seperti yang ditemukan di daerah padat penduduk.

"WHO dan mitra-mitranya bekerja sama untuk mendukung pemerintah PNG dalam mencari tahu semua kemungkinan kasus polio dan untuk meningkatkan respon di Port Moresby," katanya.

Polio adalah penyakit virus menular yang ditularkan melalui kontaminasi fekal-oral, sangat mempengaruhi sistem saraf seseorang.

Meskipun tidak ada obat untuk polio dan hanya dapat dicegah melalui vaksinasi, upaya terkoordinasi sejak 1994 telah memastikan penurunan 99 persen dalam kasus-kasus dalam 30 tahun terakhir.

Menurut WHO, lebih dari 80 persen populasi global - lebih dari 5,5 miliar orang - sekarang tinggal di daerah bebas polio.

PNG dinyatakan bebas polio oleh WHO pada tahun 2000. Al Jazeera